Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemain PSMS Medan Jual Emas Kawin untuk Hidup

Kompas.com - 23/06/2013, 13:26 WIB
Farid Assifa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sungguh tragis nasib 11 pemain Medan. Harapan menjadi pemain sepak bola profesional yang memberi harapan hidup keluarga indah, berbuah petaka. Mereka sampai hidup menggelandang di ibu kota Jakarta selama dua pekan karena tak mendapat gaji 10 bulan terakhir.

Irwin Ramadhana (32), penjaga gawang PSMS Medan, sudah bergabung dengan tim Ayam Kinantan itu sejak tahun 2009 lalu. Mantan pemain Persikabo Bogor itu mengatakan pada awalnya hubungan pemain dengan pihak manajemen klub berlangsung baik-baik saja, semua hak-hak pemain dibayarkan tanpa telat. Namun menjelang tahun 2011, beberapa kali gaji pemain dibayarkan telat.

"Sampai akhirnya bulan Februari lalu kita menerima gaji, setelah itu kita tidak digaji-gaji lagi," katanya.

Karena gaji yang tidak kunjung dibayar, pemain kata dia harus merogoh kocek kantong sendiri untuk bisa tetap berlatih, membayar makanan sehari-hari hingga membayar ongkos transportasi. Menurutnya, para pemain, staf, maupun ofisial sudah mulai gundah karena tidak kunjung digaji, tetapi mereka masih berpikiran positif bahwa gaji mereka akan dibayar.

Pada Maret lalu sekitar 15 orang pemain dikeluarkan dari klub, kata Irwin, sebagian besar dari mereka yang dikeluarkan justru senang karena nasib pemain PSMS Medan saat itu sudah mulai tidak jelas, sedangkan Irwin sendiri masih yakin pihak manajemen akan segera membayarkan gaji pemain.

Susanto (30), bek kanan PSMS Medan, baru bergabung ke klub tersebut awal tahun ini. Bagi dia gaji yang dibayarkan pada Januari lalu oleh pihak manajemen adalah gaji pertama dan terakhir. Sama seperti Irwin, ia memutuskan untuk tetap bertahan karena masih berpikiran positif manajemen akan segera memenuhi hak-haknya.

Bapak tiga anak itu mengatakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya ia terpaksa menjual barang-barang pribadinya. Termasuk emas kawin yang ia berikan kepada sang istri di hari pernikahannya.

"Sampai emas kawin saya jual untuk memenuhi kebutuhan hidup, bahkan sampai saya utang sana-sini. Karena kasus ini bukan manajemen yang habis, tapi kami pemain yang habis-habisan," ujarnya.

Dalam kondisi seperti itu Susanto masih memenuhi kewajibannya untuk berjuang membawa nama PSMS Medan hingga pertandingan terakhir klub itu musim ini melawan PS Bangka di Stadion Ornom, Sunggailiat, 9 Juni lalu.

Selesai pertandingan tidak ada juga kejelasan gaji mereka, sebelas pemain PSMS Medan yakni: Susanto, Irwin, Hardiantono, Alamsyah Nasution, Zulhamsyah Putra, Wiganda Pradika, Aidun Sastra, Muhamad Irfan, Tri Hardiansyah, Doddy, dan Ardhana nekat pergi ke Jakarta untuk mengadukan nasib mereka.

Setelah sekitar dua minggu berada di Jakarta, pesan mereka sampai ke Menteri Pemuda dan Olah raga Roy Suryo, CEO PT Liga Indonesia Djoko Driyono, CEO APPI Valentino Simanjuntak, dan Wakil Presiden APPI Bambang Pamungkas. Para pemain itu pada Sabtu (22/6/2013) akhirnya memutuskan untuk kembali ke Medan.

"Kita akan kembali latihan, itu kan profesi kami. Tapi kalau dalam satu minggu tidak ada kejelasan nasib tentang gaji, kita akan bikin pergerakan di Medan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com