Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Soroja Ditargetkan Beroperasi September 2017

Kompas.com - 03/07/2017, 22:58 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja) ditargetkan bisa beroperasi penuh pada September atau triwulan tiga tahun ini. Sebenarnya, pengoperasian tol tersebut harus sudah dilakukan. Namun karena terkendala beberapa hal, pengoperasian terus diundur.

Direktur PT Jasa Sarana Mulyadi mengatakan,‎ pembangunan fisik Tol Soroja hingga akhir Mei lalu sudah mencapai 74 persen. Agustus tahun ini diperkirakan proses kontruksi sudah tuntas seluruhnya.

"Saat ini pembangunan pintu tol sudah dimulai, nanti disambungkan ke Cileunyi," ujar Mulyadi dalam rilisnya, Senin (3/7/2017).

Menurut dia, proyek tersebut sudah terlambat 6 bulan dari target pengoperasian. Hal itu dikarenakan adanya permasalahan pembebasan lahan, di antaranya dua masjid yang ada di badan jalan.

(Baca juga: Target Tol Soroja Meleset, Bagaimana Nasib Tol Non Trans Jawa Lainnya?)

Selain itu, masalah cuaca, dan model pencarian tanah yang berbeda menjadi kendala. Dulunya urugan tapi saat ini berupa beton.

"Ada masalah irigasi juga, kalau diurug semua akan potensi banjir besar, maka ini ada upaya agar penyerapan air masih leluasa," ucap dia.

Lebih jauh, Jasa Sarana yang memiliki saham 10 persen di PT Citra Marga Linta Jabar (CMLJ) itu berharap, jalan tol segera selesai. Sehingga bisa menjadi solusi mengurangi kemacetan, menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar, dan lingkungan tetap terjaga terutama daerah resapan air.

Sebelumnya, Sekda Jabar Iwa Karniwa mengaku PT CMLJ beralasan, proyek tak berkembang signifikan karena masih ada kendala yang terjadi di lapangan dalam pengerjaan jalan tol sepanjang 10,55 km itu.

(Baca juga: Proyek Tol Soroja Molor, Ini Kata Pemilik Konsesinya...)

Pertama, meski pembebasan lahan sudah nyaris selesai, namun salah satu masjid masih menunggu tahapan pembangunan. "Pembebasan lahan pun ternyata tidak mencukupi,” tuturnya.

Karena itu kontraktor melakukan proses desain ulang di lokasi Citeureup dan Tegal‎ Caang. Kendala lainnya, pengadaan tanah untuk timbunan dimana rata-rata quarry (tambang terbuka) belum memiliki izin galian C sehingga sering timbul masalah di lapangan.

“Padahal secara anggaran tidak ada masalah,” ucapnya.

Selain itu, jarak dari quarry menuju lokasi proyek sempit, sehingga tidak memungkinkan indek 24 melewati. Kondisi ini diperburuk dengan lokasi quarry yang rata-rata jauh dari lokasi proyek tol.

"Target kami berharap Soroja ini cepat selesai. Tapi fenomena di lapangan tidak semudah membalikkan telapak tangan," keluhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com