DENPASAR, KOMPAS.com – Umat Hindu akan merayakan hari Raya Nyepi Tahun baru Caka 1939 pada Selasa (28/3/2017) mendatang. Di Bali, suasana Nyepi pun mulai terasa. Di sejumlah titik di wilayah Denpasar dan sekitarnya, mulai marak sejumlah pedagang menjajakan ogoh-ogoh berukuran kecil (mini).
Wayan Sartini (60) adalah satu di antara sekian banyak penjual ogoh-ogoh mini. Di tokonya yang terletak di Jalan WR Supratman Denpasar sehari-hari memang menjual beragam barang – barang kebutuhan upacara agama Hindu. Seperti janur, kelapa, tedung (paying khas bali), bokor, dulang, kain poleng (kotak-kotak), tikar, dan berbagai keperluannya lainnya.
Khusus jelang Hari raya Nyepi, Sartini juga menjajakan ogoh-ogoh mini. Tapi ogoh-ogoh mini tersebut bukan merupakan sarana perlengkapan upacara, hanya sebagai bingkisan atau mainan untuk anak-anak dan wisatawan.
Baca juga: Di Lombok, Ada Ogoh-ogoh Selfie
Berbeda dengan ogoh-ogoh yang sering dgunakan untuk keperluan hari Raya Nyepi yang berukuran besar dan akan diarak pada malam sebelum hari Nyepi atau dikenal dengan malam pengerupukan.
“Saya jualan ogoh-ogoh ini mulai 1 maret lalu, sejak 4 tahun lalu bgitu, sebulan sebelum nyepi sudah jualan ogoh-ogoh kecil,” kata Sartini.
Menurut dia, pada minggu pertama dan kedua berjualan dirinya bisa menjual 3 sampai 5 ogoh-ogoh berbagai ukuran tiap hari. Harga ogoh-ogoh mini tersebut dijual sesuai ukuran. Untuk ogoh-ogoh berukuran 40 sampai 60 cm dijual dengan harga Rp 50.000. Sedangkan yang berukuran 1 meter dijual dengan harga Rp 200.000 – Rp 300.000.
“Kalau yang ukuran kecil untuknya sedikit paling hanya Rp 10.000 atau Rp 20.000, kalau yang ukuran besar untuknya besar juga,” kata Sartini.
Baca juga: Liburan di Bali Saat Nyepi? Simak Tips Ini
Ogoh-ogoh tersebut diperoleh Sartini dari perajin di Kecamatan Sidemen, Kabupten Karangasem, Bali.
Menjelang Nyepi, biasanya para perajin datang menitipkan ogoh-ogoh mini tersebut ke toko milik Sartini. Dengan hanya bantu menjualkan Sartini mengaku mendapatkan keuntungan yang lumayan. Dalam sebulan bisa mengantungi keuntungan Rp 3 juta - Rp 4 juta.
“Ya lumayan buat nambah-nambah apalagi hanya dititip di sini, kalau bikin sendiri kan susah caranya,” kata Sartini.
Baca juga: Gubernur Bali: Ogoh-ogoh Bukan Alat Politik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.