Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Media Sosial Disebut Mengancam Industri Periklanan

Kompas.com - 26/02/2017, 23:05 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Industri periklanan disebut terancam dengan gencarnya aktivitas media sosial. Karena itu, pelaku usaha periklanan diminta terus memacu kreatifitas untuk mengungguli penetrasi media sosial di dunia periklanan.

Sekretaris Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), Adnan Iskandar, mengatakan, saat ini konsumen selalu mencari rekomendasi produk dari media sosial sebelum membeli.

"Jika di media sosial produk itu bagus maka dia beli, namun jika banyak komentar miring, tidak jadi membeli," kata Adnan di Surabaya, Minggu (26/2/2017).

Jika perilaku itu tidak diimbangi dengan kreativitas pelaku usaha periklanan, dia memprediksi belanja iklan akan beralih ke media sosial.

"Ini ancaman bagi industri periklanan," jelasnya.

Kata dia, belanja iklan tidak pernah mengalami penurunan dan selalu naik. Di tahun 2016 misalnya, belanja iklan secara nasional mencapai Rp 154 triliun, naik 14 hingga 17% dibanding tahun sebelumnya.

Sementara di tahun ini diperkirakan akan naik sekitar 10% hingga 11%.

Di Jawa Timur, menurut Ketua P3I Jawa Timur, Haries Purwoko, media sosial sudah menggerus 3% dari total kue periklanan yang ada dan mengalami kenaikan sekitar 1,5% per tahun.

Akibatnya, dari total anggota P3I Jatim yang sebelumnya mencapai 85 perusahaan, pada tahun 2016 kemarin yang aktif tidak mencapai 40 perusahaan. "Sisanya mengalami mati suri," jelasnya.

Kompas TV Makin banyaknya pengguna internet yang nonton video dan melihat foto di Facebook berhasil mendongrak pemasukan perusahaan 50 persen lebih tinggi. Di triwulan terakhir 2016 lalu, pemasukan Facebook mencapai 8,8 Miliar Dollar. Keuntungan perusahaan malah meroket lebih dari 130 persen. Hobi nonton video di Facebook membuat perusahaan bisa memasukkan lebih banyak slot iklan. Kebalikan dari kinerja Facebook yang sangat kinclong, kinerja si burung biru Twitter malah makin suram. Sepanjang 2016, Twitter Inc cuma bisa menambah dua juta pengguna jadi total 319 juta pengguna Twitter. Pemasukan yang cuma tumbuh satu persen membuat Twitter Inc menderita kerugian 167 juta dollar di triwulan empat 2016. Chief Operating Officer Twitter, Anthony Noto beralasan, lambatnya pemasukan karena Twitter sedang berinvestasi membuat fitur baru yang kedepannya bakal mendatangkan uang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com