Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kualitas Air, Izin 23.000 Keramba di Jatiluhur Tidak Diperpanjang

Kompas.com - 07/11/2016, 18:45 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com – Jumlah keramba jaring apung (KJA) di Danau Ir H Djuanda Jatiluhur Purwakarta melebihi kapasitas. Saat ini, jumlah KJA di Jatiluhur mencapai 23.000 padahal idealnya hanya 4.000.

“Semua izinnya habis Desember ini dan tidak akan ada perpanjangan izin,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di rumah dinasnya, Senin (7/11/2016).

Dedi mengaku sengaja tidak mengeluarkan perpanjangan izin. Karena pihaknya bersama pengelola Jatiluhur, Perum Jasa Tirta II akan menertibkan KJA. Namun karena kemampuan personel, penertiban membutuhkan waktu.

“23.000 itu jumlah KJA nya, izinnya tidak sebanyak itu. Satu izin untuk berapa banyak KJA,” ucapnya.

Bahkan, pemiliknya rata-rata bukan warga Purwakarta. Mulai dari orang Kalimantan hingga Filipina punya KJA di Jatiluhur.

Dedi menjelaskan, KJA di Jatiluhur harus ditertibkan dan hanya menyisakan 4.000 KJA. Penertiban mutlak dilakukan karena limbah pakan ikan dari KJA bisa berpengaruh buruk pada kualitas air Jatiluhur. Bahkan Pemkab Purwakarta harus mengeluarkan uang Rp 1,5 miliar untuk pemurnian air PDAM.

Direktur Utama PJT 2, Djoko Saputro mengatakan, KJA bisa berdampak buruk kualitas air. Air, sambung dia, menjadi asam sehingga tingkat korosivitas atau pengkaratan pembangkit menjadi tinggi.

Secara keseluruhan, kondisi Waduk Jatiluhur lebih baik karena air sudah terfilter lebih dahulu di waduk lainnya, seperti Saguling. Itulah yang membuat umur Jatiluhur lebih panjang dari yang direncanakan.

Ketika dibangun, desain Jatiluhur untuk 100 tahun. Namun kini usianya bisa mencapai 200 tahun. Berbeda halnya dengan waduk yang menjadi ring satu, semisal Saguling.

Direktur Pengelolaan Air PJT 2, Harry M Sungguh mengungkapkan, dalam penelitian enam tahun lalu, beban berat tengah dialami Waduk Saguling. Karena itu, usianya berkurang hanya 27 tahun lagi.

Persoalan KJA Jatiluhur tidak hanya dibahas kali ini. Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla mewanti-wanti hal serupa. Jatiluhur menjadi perhatian banyak pihak selain karena salah satu bendungan terbesar di Indonesia, Jatiluhur merupakan penyuplai utama air baku Jakarta. Setidaknya 80 persen air baku Jakarta berasal dari Jatiluhur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com