Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Duga Kandungan Metanol di Miras Oplosan Bantul Mendekati 100 Persen

Kompas.com - 17/05/2016, 13:24 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN,KOMPAS.com - Wakapolda DIY, Kombes Pol Abdul Hasyim Gani mengatakan, minuman keras (miras) oplosan di Bantul lebih keras dibandingkan dari kasus sebelumnya di Sleman.  Polisi sudah mengirimkan sampel miras oplosan maut yang menyebabkan belasan orang meninggal ke Labfor Semarang.

"Data korban meninggal yang kita dapatkan sampai saat ini ada 12. Mudah-mudahan tidak tambah lagi," ujar Wakapolda DIY, Kombes Pol Abdul Hasyim Gani saat jumpa pers di Mapolda DIY, Selasa (17/05/2016).

Gani menyampaikan, besar kemungkinan kandungan metanol miras oplosan di Bantul yang menyebabkan belasan orang meninggal tersebut lebih keras dibandingkan kejadian di Sleman beberapa waktu lalu. Dugaan ini dilihat dari begitu cepatnya reaksi miras oplosan hingga menyebabkan kematian bagi peminumnya.

"Kemarin (kasus miras oplosan di Sleman) cirinya setelah dia minum masih ada waktu, muntah-muntah lalu dibawa kerumah sakit. Kalau kejadian di Bantul, minum beberapa saat pingsan, tertidur lalu meninggal," ujarnya.

Dilihat dari reaksi itu, lanjut dia, pihaknya menduga kandungan metanol di dalam miras oplosan tersebut mendekati 100 persen. Padahal, metanol bukan untuk dikonsumsi manusia dan sangat berbahaya.

"Dugaan kita kandungan metanolnya hampir mendekati 100 persen," kata dia.

Untuk memastikan kandungan yang terdapat dalam miras oplosan tersebut, sebut dia, pihaknya telah mengirimkan sample ke Labfor Semarang. "Kita tunggu saja hasilnya. Berapa persen kandunganya dan apa saja zat yang ada," sebutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, belasan orang warga Bantul dan Kota Yogyakarta meninggal dunia serta beberapa orang dirawat di rumah sakit setelah mengkonsumsi miras oplosan. Dua orang penjual pun telah diamankan. Satu dari dua penjual tersebut statusnya pun telah ditetapkan sebagai tersangka. (baca: Korban Miras Oplosan di Yogyakarta Bertambah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com