Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Patung Dewa di Altar Klenteng Boen Bio

Kompas.com - 02/02/2016, 14:08 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Klenteng Boen Bio memiliki sentuhan keunikan dibanding klenteng lainnya.

Di altar tempat peribadatan khusus umat Konghucu ini tidak ditemukan patung dewa (Kim Sin), melainkan hanya Sin Ci atau papan arwah.

Di papan kayu yang tersusun menyerupai tanda makam itu, tertulis 145 nama para suci, dari dewa, nabi, dan para pengikutnya dalam tulisan China.

"Simbolnya lengkap, ada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan manusia, dan Tuhan alam," kata jurukunci Klenteng Boen Bio, Liem Tiong Yang, Selasa (2/2/2016).

Menurut dia, klenteng yang berusia hampir 300 tahun itu menganut budaya China kuno dalam penyajian altar untuk ibadah.

"Dulu sebelum ada patung, pendahulu umat Konghucu hanya memakai papan arwah yang diberi nama sebagai titik fokus sembahyang," jelasnya.

Budaya leluhur tersebut hingga saat ini tetap dilestarikan di Klenteng Boen Bio, sebagai upaya menjaga tradisi leluhur.

Meski berusia hampir 300 tahun, klenteng yang berlokasi di pusat aktivitas ekonomi Surabaya utara, tepatnya di sisi Jalan Kapasan itu masih berdiri kokoh. 

Sejak dibangun pada 1883, hanya sekali dilakukan renovasi pada 1906, sekaligus memundurkan lokasi klenteng dari lokasi semula, karena kepentingan fasilitas umum.

"Bagian-bagian bangunan berarsitektur China itu sama sekali tidak mengalami perubahan, dari pilar, atap, lantai hingga bagian gedung lainnya," kata Liem yang juga Humas Majelis Konghucu Surabaya ini.

Kemarin malam, Klenteng Boen Bio dipakai umat Konghucu untuk menggelar ritual menjelang Tahun Baru Imlek, yakni sembahyang mengantar Para Suci ke Kahyangan. Prosesi itu selalu dilakukan pada malam 24 bulan 12 penanggalan Imlek. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com