Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Mengucil karena Kutil, Basir Menangis Saat Bertemu Dokter

Kompas.com - 19/01/2016, 11:08 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Setelah hidup mengucilkan diri di pegunungan selama 20 tahun karena minder, Basir (35) yang menderita kutil di sekujur tubuhnya akhirnya ditangani tim medis.

Pria asal Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, ini menangis haru saat dijemput petugas Puskesmas Binuang dari tempat tinggalnya selama ini untuk dirujuk ke RSUD Polewali Mandar dan mendapatkan perawatan dokter ahli kulit dan kelamin.

Basir berharap, penyakit kutil di tubuhnya bisa sembuh agar bisa kembali berinteraksi dengan warga desa asalnya tanpa minder lagi.

Air mata Basir terus mengalir. Dengan sapu tangan pemberian warga, dia terus mengusap air matanya saat dibawa petugas. Dia masih menangis haru saat bertemu dokter ahli kulit dan kelamin di rumah sakit.

Diagnosa awal tim dokter RSUD Polewali Mandar menyatakan, Basir menderita kelainan faktor genetis pada jaringan saraf sehingga tumbuh benjolan-benjolan di sekujur tubuhnya.

Dokter juga menegaskan, penyakit yang diderita Basir bukan penyakit menular yang berpotensi menjangkiti warga lain.

“Ini bukan penyakit menular yang perlu diwaspadai. Basir menderita kelainan faktor genetis pada jaringan sarafnya hingga benjolan-benjolan bermunculan di tubuhnya. Penanganannya ya harus bedah tapi tidak semua benjolan dioperasi karena jumlahnya banyak,” tutur dr Nasriyani Zaenal yang menangani Basir.

Basir memilih hidup di hutan seorang diri setelah kedua orangtuanya meninggal dunia saat dia masih berumur 12 tahun lalu. Semula benjolan yang muncul di badannya sebesar kelereng dan hanya beberapa biji, namun seiring pertambahan umur, jumlah benjolan makin banyak dan ukurannya membesar (Baca juga: Tubuhnya Dipenuhi Kutil, Basir Mengucilkan Diri di Hutan Selama 20 Tahun).

Basir lalu memilih mengucilkan diri karena tak ingin warga sekitarnya jijik dengan penyakit yang dideritanya. Selama hidup, Basir kerap berburu buah-buahan yang jatuh di kebun warga untuk makanan jika tak ada lagi stok makanan pemberian warga di rumahnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com