Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Mas di Gorontalo Utara Diekskavasi

Kompas.com - 06/11/2015, 15:12 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo melakukan proses ekskavasi di dalam kawasan Benteng Mas. Hal itu demi menyelamatkan peninggalan bersejarah.

Benteng Mas berada di lahan seluas dua hektar di Kabupaten Gorontalo Utara. Di sana ditemukan sejumlah struktur dan puing.

Kegiatan yang sudah berlangsung sejak 31 Oktober hingga 13 November ini melibatkan delapan tenaga ahli.

Mereka melakukan penggalian di sekitar reruntuhan Benteng Mas, hingga ke bagian lain yang diduga menyimpan struktur atau benda lain peninggalan masa lalu.

Menurut Andi Muliadi, Arkeolog BPCB Sulutenggo, sebelum ekskavasi sudah dilakukan penelitian bersama Balai Arkeologi Manado. Saat itu ditemukan struktur benteng masih ada dan tertanam di bagian bawah permukaan tanah.

“Tahun 2013 lalu kami melakukan pemetaan dan survey permukaan, juga ditemukan banyak struktur di lingkungan pemukiman warga setempat," kata dia.

"Mengingat perkembangan demografi yang cepat dan makin bertambah banyak rumah, termasuk kegiatan perladangan, maka kami melakukan ekskavasi untuk menyelamatkan dan melakukan pencarian struktur bangunan Benteng Mas," sambungnya.

Ekskavasi juga dilakukan untuk mencari batas benteng. "Seberapa luas benteng ini ada?” papar Andi Muliadi.

Sejauh ini, ekskavasi telah membuka dua kotak penggalian dan menemukan struktur bangunan yang terbuat dari batu kapur, karang, dan batu andesit.

Struktur tersebut terpendam dalam tanah dan selama ini dimanfaatkan warga setempat untuk berkebun dan menggembalakan ternak. Temuan lainnya adalah pecahan keramik dalam jumlah yang sedikit dan kulit moluska.

“Kami juga akan melakukan penggalian di bagian luar untuk menemukan gejala pendukung benteng seperti meriam, koin, keramik atau temuan lainnya,” papar Andi.

Pemerintah pernah melakukan perjanjian dengan masyarakat yang mendiami kawasan Benteng Mas untuk tidak membangun rumah permanen, dan jika pemerintah membutuhkan lahan yang mereka diami warga bersedia pindah ke lokasi lain.

Tentang keberadaan Benteng Mas hingga kini masih belum ada penjelasan yang rinci. “Dulunya mungkin dibangun Bangsa Portugis atau Spanyol, Belanda hanya memanfaatkan kembali dengan menambah, atau menguatkan strukturnya,” kata Andi.

Menurut dia, penemuan Benteng Mas ini terjadi pada tahun 1920-an, kondisi bangunan saat itu sudah runtuh sebagian, dan banyak ditumbuhi pohon-pohon besar.

Warga lokal yang melakukan perburuan waktu itu memanfaatkan sebagai tempat beristirahat atau berkumpul.

Dari bentuk, luasan, dan struktur yang tersisa dengan ukuran 160x150 meter diperkirakan Benteng Mas ini berfungsi sebagai pertahanan, bangunan untuk menyimpan bahan makanan dan barak.

Penanggung jawab ekskavasi adalah Rosalina Sambung, dengan Ketua Sri Raharjo, anggota Andi Muliadi, Hadi Saputra (arkeologi), Ajeng Wulandari, Fanny Siwu (pemetaan), Albertinus (gambar) dan Fitra (analisis lingkungan dan sejarah).
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com