Hingga bulan Mei 2015, tercatat 37 eks buruh migran terlantar di rawat di RSU Kabupaten Nunukan. Kebanyakan buruh migran terlantar karena sudah tidak memiliki apa-apa saat dideportasi ke Nunukan, termasuk identitas diri.
Humas RSU Nunukan Aris Suryono mengatakan, kebanyakan eks buruh migran menjalani perawatan karena gangguan kejiwaan.
“Hingga bulan Mei sudah 37 orang, tagihannya Rp 170-an juta. Tagihannya kita tujukan ke Dinas Sosial sampai sekarang masih jelas pembayarannya,” ujarnya, Jumat (26/6/2015).
Tahun 2014, RSU Nunukan merawat 61 eks buruh migran terlantar. Tagihan pembiayaan yang berjumlah Rp 250 juta ditujukan kepada Dinas Sosial Kabupaten Nunukan dan hingga kini belum juga ada kejelasan penggantiannya.
“Sampai sekarang juga belum jelas pembayarannya,“ imbuh Aris.
Meski biaya perawatan eks buruh migran terlantar yang belum terbayar mencapai ratusan juta rupiah, lanjut Aris, belum sampai mengganggu jalannya layanan kesehatan di RSU Nunukan. Namun, hal tersebut akan berimbas kepada jasa layanan yang seharusnya diterima oleh para tenaga medis di rumah sakit tersebut.
“Teman-teman yang merawat otomatis tidak mendapat jasa pelayanan. Itu yang akhirnya bermasalah di kemudian hari," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.