Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Diperiksa HIV/AIDS Tak Masalah, tapi Saya Ini Bukan Preman"

Kompas.com - 08/06/2015, 20:18 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 33 orang yang terjaring operasi preman di Kabupaten Semarang, Senin (8/6/2015) pagi, diperiksa kesehatannya, termasuk menjalani tes HIV/AIDS. Pemeriksaan kesehatan tersebut sebagai tindak lanjut pembinaan terhadap 33 orang yang terjaring razia dalam operasi gabungan yaang dilakukan selama sepekan terakhir.

Kegiatan tersebut dilakukan jajaran Polres Semarang bekerja sama dengan Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Semarang.

"Mereka ini terjaring operasi preman, karena melakukan pengaturan lalu lintas dengan meminta imbalan atau biasa dikenal 'Pak Ogah' sebab kegiatan itu melanggar Perda pasal No 10 th 2014 tentang ketertiban umum," kata Kasat Sabhara Polres Semarang, AKP Hadi Purnomo.

Sebelum diperiksa kesehatannya, ungkap Hadi, mereka juga telah mendapatkan pembinaan oleh kepolisian. Selain preman, dalam kesempatan itu sejumlah anggota kepolisian juga turut ditest HIV/AIDS.

"Tidak hanya mereka, Polisi juga diperiksa karena tugas mereka ini kan berhubungan dengan masyarakat luas. Alhamdulillah hasilnya nihil," kata Hadi.

Koordinator Lapangan PKBI Kabupaten Semarang, Bekti Rahmawati, mengatakan, meski puluhan orang Pak Ogah tersebut terjaring oleh operasi preman oleh polisi, namun pemeriksaan kesehatan termasuk HIV/AIDS tersebut sifatnya tetap sukarela.

"Lelaki beresiko tinggi (resti) itu memang susah dijangkau untuk diperiksa sehingga kami melakukan kerjasama dengan polisi dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS," imbuhnya.

Salah seorang pengatur lalu lintas di Bawen yang diperiksa kesehatannya, Slamet Rubianto (57) mengaku keberatan jika profesinya sebagai relawan pengatur lalu lintas dianggap sebagai aksi premanisme. Namun dia tidak mempermasalahkan dilakukan pemeriksaan kesehatan.

“Saya diperiksa HIV/AIDS tidak masalah karena saya tidak pernah neko-neko, tiap hari hanya kerja menyeberangkan orang di pertigaan Bawen. Tapi saya ini bukan preman, tolong ditulis yang benar,” kata Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com