Mereka meminta Kenedi turun dari jabatannya sebagai Wakil Rektor III dan memasang kembali bendera-bendera tersebut, lalu meminta maaf melalui media massa.
Setelah menemui mahasiswa, Kenedi pun keluar dan memasang sendiri lima bendera itu, ditemani dosen lainnya, petugas keamanan kampus dan aparat kepolisian setempat. Di depan awak media, Kenedi mengaku tidak mengetahui bila ada kegiatan tersebut di kampus dan belum juga mendapatkan surat disposisi dari rektor.
Kenedi juga beralasan, kayu bendera itu sudah lapuk sehingga perlu diganti. Karena itu dia meminta maaf kepada semua pengurus IMM Universitas Muhammadiyah Kupang dan ke depannya tidak akan mengulangi lagi hal yang sama.
Mantan ketua Koordinator Komisariat IMM Muhammadiyah Kupang, Abdullah S Toda kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2015) mengaku sangat kesal dengan tindakan Kenedi mencabut bendera tanpa bertanya kepada organisasi mereka.
“Ada lima buah bendera yang dipasang untuk mengenang hari ulang tahun ke-51 IMM yang jatuh pada 14 Maret 2015 lalu dan diselenggarakan dua kegiatan yakni malam pentas seni dan lomba bola voli yang mulai berlangsung hari ini sampai 11 April 2015 mendatang. Tanpa ada konfirmasi ke kami, wakil rektor lantas menyuruh sekuriti kampus untuk mencopot bendera. Sikap seperti itu sama halnya penghinaan terhadap kami kader dan lambang IMM sebagai organisasi nasional,”kata Toda.
Alasan yang disampaikan oleh Kenedi itu kata Toda, hanya sifatnya pembelaan diri sehingga mereka kemudian memaksa Kenedi segera menyanggupi tuntutan mereka, dengan memasang bendera itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.