AMBON, KOMPAS.com - Dua buah spanduk bernada sindirian terpampang di depan gedung Pemuda Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Maluku, di Jalan Said Perintah, Ambon, Jumat (24/10/2014).
Spanduk pertama betuliskan “Pemuda Maluku Menanti Sang Menteri” dan spanduk satunya lagi bertuliskan “Komitmen Maluku adalah NKRI, bukan tunduk kepada Imperialisme Jawa !!!".
“Pesan dari (spanduk) ini secara tegas kami ingin sampaikan bahwa Maluku telah termarjinalkan karena berbagai kebijakan yang tidak berkeadilan," ungkap Ketua KNPI Provinsi Maluku, Bisri As Sidiq kepada waratwan di Ambon, Jumat (24/10/214).
Menurut Bisri, Maluku merupakan salah satu provinsi pencetus NKRI dan sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, sehingga sangat disayangkan jika tak ada putra terbaik Maluku yang diakomodasi masuk ke jajaran kabinet.
“Kita hanya menuntut hak-hak kita sebagai sebuah daerah yang ikut membentuk lahirnya NKRI. Dan kita tidak ingin diperlakukan tidak adil, itu saja," cetusnya.
Dia menilai, diakomodirnya putra terbaik Maluku dalam kabinet selain sebagai harapan masyarakat Maluku, juga sebagai bentuk keberpihakan negara terhadap eksistensi masyarakat Maluku.
“Maluku punya banyak SDM yang mumpuni untuk jabatan menteri. Jadi cukup sudah selama ini kita dilecehkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Menurut Bisri, saat ini pihaknya tengah mengkonsolidasikan seluruh kekuatan pemuda di Indonesia timur untuk merespons pengumuman kabinet yang akan diumumkan nanti.
"Jika ternyata tidak ada putra terbaik Indonesia timur dan Maluku di jajaran kabinet, maka kita akan melakukan interupsi kepada Jokowi," ancam Bisri.