Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digerogoti Tumor di Mata, Ani Tetap Hidupi Dua Adiknya

Kompas.com - 11/06/2014, 11:37 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Catur Handayani (18), anak ke empat dari enam bersaudara, dari pasangan Sugiono dan Ngatiyah, yang menderita penyakit tumor kelenjar getah bening sejak lima tahun lalu, harus merawat dua adiknya yang masih kecil.

Bahkan, salah satu adiknya itu ada yang menderita kelumpuhan di tangan dan kaki karena penyakit polio.

Ditemui Kompas.com, Rabu (11/6/2014) pagi, Ani --begitu Catur Handayani dipanggil, duduk di ruang tamu di rumah yang terbuat dari gedhek (anyaman kulit bambu), yang dibangun oleh pemerintah Desa Codo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Berdasarkan pengakuan Ani, awal penyakitnya hanya bengkak di sekitar kedua mata. "Semakin hari semakin membengkak dan membesar. Hingga sekarang membesar," kata Ani.

Menurut dokter di Rumah Sakit Saiful Anwar, penyakit yang diderita Ani adalah tumor kelenjar getah bening. "Dioperasi sudah dua kali, tapi tidak ada perkembangan, malah tambah membesar tumornya," kata dia.

Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh dokter, tidak ada penyakit yang diderita Ani, selain tumor. "Tapi saya tidak yakin, karena terus parah," kata Ani.

Ani menderita penyakit tersebut sejak umur 11 tahun, masih duduk di kelas V SD Negeri 3 Desa Codo.

Sementara itu, Ana Mayaja (13), adik kandung Ani, sejak lahir menderita penyakit lumpuh kedua kaki dan tangan sejak lahir. "Setiap harinya, saya harus menanggung kedua adik saya dan bapak saya. Semua yang memasak saya di rumah. Pagi masak nasi, siang cari kayu bakar. Karena bapak saya kerja di pasar wajak, makelaran sepeda onthel," cerita Ani, sembari merundukkan kepala.

Selain merawat Ana Mayaja, Ani juga harus merawat adik ketiganya Slamet Abidin, yang masih berumur enam tahun. Ditanya keluhannya, Ani masih terus mengalami pusing-pusing di kepalanya. "Terus pusing-pusing, kalau malam sakit cekot-cekot," akunya.

Setiap waktu, Ani harus minum obat yang dibelinya dari apotik di wilayah Kecamatan Wajak, yang jauhnya sekira tiga kilometer dari rumah Ani. "Saya beli obat, seperti yang diberi dokter, harganya Rp 5.000 per biji," katanya.

Ditanya cita-citanya, Ani mengaku, penyakit yang dideritanya bisa sembuh seperti semula. "Kalau sembuh saya bisa membahagiakan bapak dan kedua adik saya. Selain itu, saya mau ikut ujian kejar paket C," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com