Karena berkunjung sebelum pukul 11.00 Wib pada saat Pop City belum buka, Rukmini tak menemukan satupun gadis di sana.
Ketika berbincang dengan pihak manajemen Pop City, Rukmini menanyakan banyak hal, mulai menu yang disediakan, pengelolaan, hingga kebenaran soal keberadaan gadis-gadis yang kerap disebut 'purel' tersebut.
Kepada Rukmini, Supervisor Pop City Aris Sugiarto membantah keras bahwa Pop City menyediakan gadis-gadis pemandu karaoke untuk pengunjung. Menurutnya, pengunjung sendiri yang membawanya.
"Bahkan, kami pernah memecat karyawan sekuriti karena menjadi makelar penyediaan purel untuk pengunjung. Kami tegas, pengunjung dilarang berbuat asusila dan membawa narkoba dan minuman beralkohol. Jika pengunjung bandel, sekuriti mengeluarkan pengunjung," kata Aris.
Rukmini kemudian meminta seluruh tempat hiburan agar mematuhi perda dan peraturan lainnya. Jika ada yang melanggar peraturan, makan akan terus dibina dan diperingati. Bila tetap membandel, Pemkot bisa saja mencabut ijin usaha tempat hiburan dimaksud.
Rukmini lalu mengecek sejumlag ruangan karaoke. Tak hanya ruangan, Rukmini juga masuk dapur. Selama di Pop City, Rukmini mengaku kaget karena ruangan dilengkapi kursi empuk, AC dan perangkat karaoke terlihat bersih dan nyaman sehingga dia berceletuk ingin juga mencoba karaoke di tempat tersebut.
Dari keterangan yang dihimpun, kunjungan mendadak Wali Kota disebabkan pemberitaan sebuah media bahwa di sana sering dijumpai gadis-gadis yang menemani pengunjung. Dalam melayani pengunjung, para gadis tersebut selalu mengenakan busana mini.