“(Membersihkan) Satu makam biasanya dihargai Rp15.000,” ujarnya polos, sambil tak henti membersihkan makam saat ditemui Kompas.com. Sabtu sore (19/4/2014).
Menurut Alwi, saat membersihkan makam ketika warga datang berziarah, dia bekerja sendiri. Terdapat kelompok-kelompok bocah di area pekuburan yang memang cukup luas itu . Mereka itu sebagian besar adalah anak-anak warga sekitar pekuburan.
Alwi mengaku, dia memiliki dua hingga tiga teman dalam satu kelompok. Bahkan, kali ini dia malah dibantu ibundanya, Boru Sihombing, membersihkan pusara. Bermodalkan cangkul dan parang, ibu dan anak ini menawarkan jasa membersihkan makam kepada warga yang datang berziarah.
“Kalau perayaan Paskah begini, biasa selalu ramai dikunjungi peziarah. Tak semua peziarah mau ditawarkan jasa. Ada saja yang memang membersihkan sendiri atau memakai jasa kami,” katanya.
Alwi mengaku tak risih mengerjakan makam milik orang lain. Pekerjaan musiman membersihkan makam sudah dilakukan Alwi dan teman-temannya dalam beberapa tahun terakhir. “Hitung-hitung bantu orangtua,” ujarnya.
Alwi mengatakan, ayahnya sudah sejak beberapa tahun ini menjadi tuna netra, sehingga tak bisa lagi bekerja mencari nafkah. Dengan membersihkan makam, maka dia bisa sedikit membantu menambah penghasilan keluarganya.
Sementara itu, dalam rangkaian perayaan Paskah, sejak Kamis (17/4/2014) hingga Sabtu (19/4/2014), ribuan warga Pematangsiantar mendatangi pekuburan umum Jalan Rakuta Sembiring, untuk berziarah dengan menabur bunga dan menyampaikan doa-doa untuk keluarga mereka yang sudah terlebih dahulu dipanggil Tuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.