“Kita memasang CCTV di ruangan agar anak-anak saat mengikuti ujian tidak melakukan kecurangan,” katanya, Rabu (16/4/2014).
Marzuki menyebutkan, sebelumnya pihaknya sudah melakukan sosialisasi rencana pemasangan CCTV kepada para siswa maupun pemangku kepentingan di sekolah. Hal itu dilakukan agar para siswa tidak terkejut. Menurutnya, awalnya ada resistensi dari para siswa.
“Namun saat dijelaskan, bahwa sebagai umat beragama sejak lahir manusia juga diawasi, akhirnya para siswa mamahami pemasangan CCTV dan mereka tidak lagi galau,” ungkap Marzuki.
Dia menambahkan, kamera pemantau terpasang sebanyak 16 unit di sekolahnya. Sebanyak 13 unit di ruangan belajar, 1 unit di ruangan tata usaha, 1 unit di ruang guru dan 1 unit di ruang terbuka sekolah.
“Jangka panjang, ini kita laksanakan guna memantau situasi sekolah secara menyeluruh, sehingga jika ada persoalan bisa menjadi bahan evaluasi demi meningkatkan kaulitas MAN,” terangnya.
Hal serupa disampaikan Armaya Siregar, Ketua Komite MAN Pematangsiantar, menyebutkan bahwa keberadaan CCTV ini untuk menegaskan bahwa hasil ujian benar-benar murni.
“Kita mau hasil UN ini murni jika pun lulus 100 persen, bukan hasil kecurangan seperti bocoran atau contekan,” katanya.
Dia mengakui, awalnya ada rasa takut para siswa. Namun menurutnya langkah ini harus dimulai, apalagi sekolah ini berbasis agama.
“Kalau tidak kejujuran lagi yang kita kedepankan, bagaimana bangsa ini kelak,” ungkapnya.
Sebelumnya, lanjut Armaya, berkat CCTV, pihak sekolah berhasil menggagalkan upaya seorang siswa yang mencoba membocorkan jawaban kepada rekannya.
“Inilah yang kita harapkan, hasil ujian bersih dan berkualitas. Jadi ujian nasional bukan hanya sekadar proyek semata,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.