Bukan hanya Karmila, puluhan perempuan lain juga mencuci baju mereka di tepi jalan yang merupakan ruas jalan utama di Kota Manado. Mereka tidak punya pilihan karena hingga seminggu pascabanjir bandang, warga masih mengeluhkan minimnya pasokan air bersih.
Air bersih bukan saja hanya diperlukan untuk mencuci baju yang terendam lumpur, tetapi juga untuk membersihkan rumah yang dipenuhi endapan lumpur tebal. "Kami khawatir jika tidak dibersihkan segera, lumpur ini akan segera mengering dan susah dibersihkan," keluh Karni, warga lainnya.
Kelurahan Komo Luar merupakan salah satu wilayah terparah yang dihajar banjir bandang pada Rabu (15/1) pekan lalu. Wakil Presiden Boediono, Selasa (21/1/2014) kemarin meninjau lokasi tersebut.
Sebelumnya, beberapa pejabat negara, termasuk mantan wakil presiden yang kini sebagai Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla, ikut mengunjungi Komo Luar.
Banyaknya kunjungan pejabat negara tersebut membuat warga korban banjir berharap bahwa kedatangan mereka tidak hanya sekadar bentuk pencitraan, tetapi juga benar-benar memikirkan nasib mereka sesudah bencana berlalu.
"Rumah kami rusak parah, entah berapa dana lagi yang diperlukan untuk memperbaiki semua itu. Banjir sudah membuat hidup kami sangat susah," tambah Karni yang mengaku sudah puluhan tahun tinggal di Komo Luar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.