"Saya khilaf melakukan penusukan itu, karena sebanyak tujuh kali saya telepon dia (korban) tak mengindahkan permintaan saya agar gaji saya segera dibayar dan Diksar dengan bayaran Rp 4 juta itu dapat meluluskan saya menjadi satpam tetap," kata Si, saat dijumpai di Mapolres Bengkulu, Minggu (112/1/2014).
Peristiwa terjadi saat Si mendatangi Roni untuk menanyakan pembayaran gaji yang belum dibayarkan. Si mengaku membutuhkan uang tersebut untuk biaya pengobatan anaknya. Selain itu, pelaku juga menanyakan kejelasan program Pendidikan Dasar (Diksar) agar ia dapat diangkat menjadi satpam tetap dan kontraknya di PT. Pegadaian dapat diperpanjang.
Program Diksar Satpam tersebut, kata Si, mewajibkan peserta membayar Rp 4 juta. Akan tetapi, ia tak memiliki uang sebesar itu. Si akan mengusahakan dana tersebut jika ada jaminan lulus dari perusahaan.
"Saya tidak ada uang, tapi saya usahakan pinjam jika ada jaminan lulus saya dapat carikan uang itu, namun bos tidak bisa kasih saya jaminan," katanya.
Akibatnya, terjadi adu mulut antara pelaku dan korban sehingga berujung pada penusukan. Roni mengalami luka tusuk senjata tajam pada bagian punggung, pinggang, dan luka sabetan di kedua lengannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.