"Zainal itu pengantin baru. Ia baru saja menikah 10 bulan. Setelah menikah, ia membawa istrinya ke Malaysia. Istrinya kerja sebagai pembantu rumah tangga di sana. Dia cerita enggak bisa jauh dari istrinya," katanya sambil menahan tangis.
Zainudin, kepada Kompas.com, Sabtu (21/9/2013), menceritakan Zainal adalah tulang punggung keluarga. Awalnya, ia bekerja sebagai buruh kasar perkebunan di sekitar rumahnya. "Sebagai buruh, satu hari gajinya 22 ribu rupiah," ungkapnya.
"Karena penghasilannya di sini sedikit dan tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya, akhirnya dia memutuskan ikut temannya, Robert, ke Malaysia. Robert sendiri sudah sekitar 2 tahun bekerja di Malaysia," jelas Zainudin.
Robert ikut tewas dalam kecelakaan tersebut.
Sebelum berangkat, Zainal berutang Rp 2 juta kepada tetangga untuk membiayai keberangkatannya ke Malaysia. "Sudah lunas, dan bisa mengirimi keluarganya di sini setiap bulan," ucap Zainudin.
Sementara itu, Hamrani, ayah Zainal Abidin, mengungkapkan jika biaya pemulangan dan juga asuransi untuk anaknya dan korban tewas lainnya ditanggung oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
"Hanya saja sampai saat ini masih belum ada kepastian kapan asuransinya cair. Tapi yang terpenting adalah jenazahnya sudah dipulangkan ke Banyuwangi," ujarnya pasrah.
Sementara, kondisi istri korban yang baru saja dinikahi selama 10 bulan, terlihat sangat shock. "Istrinya Zainal ikut pulang bareng dengan jenazah suaminya. Dan sampai saat ini masih belum bisa diajak bicara. Saya bisa merasakan kesedihannya maklum mereka kan masih pengantin baru," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.