“Untuk sekarang, predikat KLA kami sudah naik ke kategori Nindya. Perolehan APE kami juga sudah di Nindya. Itu memang bukan capain terbaik dan kami akan terus berusaha meningkatkannya,” ujar dia.
Selain lewat Pemkab, Mulyani mengatakan, dirinya selama ini telah berupaya mendorong pemberdayaan perempuan lewat partai politik.
Ia mengatakan, DPC PDI-P Klaten sudah beberapa kali mengadakan edukasi politik dengan menyasar kelompok perempuan.
”Di struktural organsiasi partai kami, pasti ada juga kuota perempuan. Di setiap bidang ada (pengurus perempuan). Ini dilakukan untuk menangkap aspirasi, gagasan, atau pemikiran langsung dari perempuan,” ujarnya.
Mulyani paham bahwa tujuan memperluas ruang politik yang inklusif dan merata bagi semua kalangan, termasuk perempuan, bukanlah perkara mudah untuk bisa dicapai. Namun, ia enggan pesimistis.
Ia yakin jika banyak pihak berjuang bersama, bukan tidak mungkin perubahan struktural dalam sistem politik yang memungkinkan akses lebih luas dan adil bagi perempuan dalam membangun karir politik bisa terwujud.
"Pada akhirnya bukan hanya pemerintah dan partai politik yang perlu turun tangan, tapi semua pihak. Ini termasuk, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, media, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama,” harapnya.
Tulisan ini merupakan bagian pertama hasil peliputan antara Kompas.com bersama Konde.co, Harian Fajar, IDN Times, dan Tirto.id dalam proyek Peliputan Kolaborasi ”Perempuan dan Pilkada”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.