BATAM, KOMPAS.com - Puluhan nelayan Kampung Sembulang Hulu, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Batam, Kepulauan Riau, kembali beraksi, Senin (20/5/2024).
Mereka membentangkan spanduk penolakan relokasi untuk realisasi Program Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City.
Berbeda dengan sebelumnya, para nelayan memilih melakukan aksi unjuk rasa di laut, yang merupakan lokasi mereka mencari ikan.
Pantauan di lokasi, mereka tampak menggunakan sampan yang juga biasa mereka gunakan dalam menjaring ikan, sembari mengelilingi perairan di wilayah kampung tersebut.
Baca juga: Warga Rempang Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon September 2024
"Kami ingin menunjukkan bahwa perairan inilah yang menghidupi kami selama turun temurun di kampung ini."
"Kami ingin menunjukkan ke Pemerintah bahwa kami masih tetap berjuang dan tidak diam sampai sekarang," tegas Mawardi salah satu perwakilan warga setelah aksi unjuk rasa.
Aksi ini juga dilakukan sebagai respons warga kepada Perkumpulan Rempang Galang Bersatu (PRGB).
PRGB disebut sebagai perwakilan warga dalam menawarkan solusi untuk percepatan penyelesaian masalah masyarakat Rempang-Galang yang terdampak pengembangan Rempang Eco-City.
"Beberapa hari lalu ada forum yang mengatasnamakan warga, dalam memberi solusi pada Pemerintah."
"Kami sebagai warga menolak untuk diwakilkan siapa pun. Sampai saat ini kami tetap menolak segala bentuk relokasi."
Baca juga: AHY Ungkap Persoalan Rempang dan Hotel Sultan Jadi Prioritasnya
"Ide yang mereka ajukan sama saja dengan pemindahan kami dari kampung kelahiran kami," tegas Mawardi.
Sebelumya, PRGB menilai, Pemerintah salah memberikan konsep, dan menawarkan konsep pembangunan hunian bernuansa Melayu di kawasan Kampung Tanjung Banon.
Di kawasan ini sebelumnya telah ditetapkan sebagai wilayah relokasi, bagi warga Kampung Sembulang Hulu, Pasir Panjang, Pasir Merah, Blongkeng, dan Sembulang Tanjung.
Penolakan serupa juga dilontarkan Atok Ramlan yang telah 63 tahun tinggal di Kampung Sembulang Hulu.
Dia menyebut aksi hari ini merupakan salah satu upaya untuk mengingatkan warga dari 15 kampung lainnya yang terdampak rencana PSN Rempang Eco-City.
Ramlan menyebut, rencana investasi yang akan dilakukan di Rempang ini akan langsung berpengaruh terhadap kehidupannya sebagai nelayan.
Lalu lintas kapal yang akan masuk, dan rencana pengerukan pasir laut, tentu akan memengaruhi hasil tangkapan ikan.
"Sementara saya hanya nelayan yang melaut menggunakan sampan. Paling jauh hanya tiga kilometer dari bibir pantai."
Baca juga: Rumah Contoh Warga Terdampak Rempang Eco City Tuntas Maret 2024
"Kalau air keruh akibat investasi, maka keluarga saya yang akan terdampak akibatnya," sebut Ramlan.
Pasca masuknya wilayah permukiman di Rempang sebagai bagian PSN Rempang Eco-City, muncul ketidakpercayaan warga setempat.
Kini warga mengaku curiga terhadap siapa pun -khususnya orang luar kampung- yang datang berkunjung.
Untuk itu, saat ini di 16 titik kampung yang ada di Rempang mulai disiagakan warga. Mereka berjaga di posko yang dibangun lengkap dengan portal pada jalan masuk dan keluar kampung.
"Kami sampai saat ini sudah tidak nyaman. Takut kalau yang masuk itu berniat jelek, melihat orang berbadan tegap saja kami sekarang sudah was-was."
"Makanya sekarang pos di pintu masuk kampung disiagakan kembali," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.