Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kearifan Lokal di Sumatera, dari Smong hingga Kelekak

Kompas.com - 22/04/2024, 20:43 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan istiadat, tradisi, dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas dan masih dilestarikan hingga kini.

Tidak terkecuali di wilayah Sumatera, terdapat berbagai kearifan lokal yang telah dilakukan turun-temurun sejak zaman nenek moyang.

Baca juga: Sedekah Dawet, Kearifan Lokal Petani Kediri agar Hujan Segera Turun

Dikutip dari laman Gramedia, pengertian kearifan lokal adalah sebuah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal.

Pandangan hidup ini biasanya telah sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Baca juga: Mengenal Manugal, Kearifan Lokal Bercocok Tanam dari Kalimantan Tengah

Adanya kearifan lokal juga membuat tatanan sosial dan alam sekitar agar tetap lestari dan terjaga di tengah perubahan zaman dan pengaruh budaya luar.

Bahkan di beberapa daerah terdapat beberapa kearifan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat setempat yang telah menjadi daya tarik tersendiri.

Baca juga: Tradisi Sasi, Konservasi Alam Berbasis Kearifan Lokal di Raja Ampat

Berikut adalah contoh kearifan lokal di wilayah Sumatera, yang Kompas.com rangkum dari berbagai sumber.

1. Smong, Aceh

Smong adalah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat di Pulau Simeulue, Aceh dalam menghadapi bahaya gempa bumi dan tsunami.

Dilansir dari laman Dishub Provinsi Aceh, dalam bahasa Devayan yang merupakan bahasa asli Simeulue, Smong diartikan sebagai hempasan gelombang air laut.

Smong muncul setelah kejadian tsunami 1907 yang terjadi di Simeulue, yang jejaknya masih dapat dilihat pada sebuah kuburan yang terletak di pelataran masjid Desa Salur, Kecamatan Teupah Barat.

Sejak itu kisah Smong diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi melalui nafi-nafi yaitu budaya berupa adat tutur atau cerita yang berisikan nasihat dan petuah kehidupan.

Para tetua dan tokoh adat menyampaikan nafi-nafi termasuk Smong kepada kaum muda untuk menjadi pelajaran.

Saat bencana tsunami dahsyat menimpa Aceh pada tahun 2004 lalu, Smong membuat seluruh dunia berdecak kagum.

Walaupun gempa hebat dan luapan air laut menyapu ribuan rumah penduduk, namun sebagian besar masyarakat di Simeulue selamat dan hanya terdapat sekitar 3 sampai 6 orang meninggal dunia.

2. Marsiadapari, Sumatera Utara

Marsiadapari adalah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Batak di Sumatera Utara yang memiliki nilai gotong royong.

Dilansir dari laman Kemenko PMK, istilah marsiadapari berasal dari kata “mar-sialap-ari” yang berarti “kita berikan dulu tenaga dan bantuan kita kepada orang lain baru kemudian kita minta dia membantu kita”.

Hal ini seperti hukum dasar marsiadapari yaitu “sisolisoli do uhum, siadapari do gogo” yang artinya “kau beri, maka kau akan diberi”.

Di daerah lainnya, prisnsip gotong royong serupa marsiadapari juga dikenal dengan sebutan Siadapari, marsialapari, marsirimpa, atau marsirumpa.

Pelaksanaan marsiadapari tidak terbatas saat bertani di ladang, tetapi juga pada semua bidang kehidupan, seperti ketika mendirikan rumah (pajongjong jabu), terjadi bencana atau kemalangan, ketika akan mengadakan pesta, dan lain sebagainya.

Selain itu, marsiadapari juga tidak memandang kelas ekonomi karena semua akan saling membantu untuk dapat meringankan beban anggota kelompoknya.

3. Manjujai, Sumatera Barat

Manjujai adalah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Batak di Sumatera Utara yang terkait dengan cara mengasuh anak.

Dilansir dari laman Antara, manjujai adalah bentuk stimulasi kepada anak dalam bentuk nyanyian, syair, atau kata-kata yang mengandung nilai-nilai kebaikan.

Hal Ini juga terkait dengan pandangan wanita sebagai bundo kanduang, limpapeh rumah gadang, di mana seorang ibu memiliki peranan penting bagi keberlangsungan keluarganya.

Dalam tradisi ini, perilaku dan perkataan seorang ibu benar-benar diatur sejak masa kehamilan.

Sehingga seorang ibu harus menjaga sopan santun, menjaga perkataan, serta dapat mulai mengajak bayi berbicara meski masih dalam kandungan.

Masyarakat Minangkabau percaya bahwa bayi dalam kandungan telah bisa mendengar dan merespon lingkungan di sekitarnya.

Jika selama dalam kandungan selalu mendengar yang baik-baik, maka akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan psikologis saat lahir ke dunia.

Tradisi itu berlanjut saat anak telah lahir ke dunia, salah satunya dalam bentuk permainan tradisional, seperti bermain ciluk-ba, tepuk ambai-ambai, mendendangkan, meninabobokan anak dan lain sebagainya.

Hal ini dilakukan di lingkungan keluarga untuk merangsang pertumbuhan fisik, motorik, kecerdasan, dan sosial anak.

Saat itu, ibu juga bisa mulai menanamkan prinsip moral kepada anak agar mengenal prinsip salah dan benar berdasarkan adat budaya dan agama.

Dengan demikian, anak akan tumbuh dan terbentuk sejak dini sehingga tidak mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif.

4. Ngidang dan Ngobeng, Sumatera Selatan

Ngidang dan ngobeng adalah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat di Palembang, Sumatera Selatan terkait dengan cara menghidangkan makanan dalam acara adat atau untuk memuliakan tamu.

Dilansir dari laman Kemendikbud, tradisi ini disebut telah ada sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam.

Dilansir dari laman palembang.tribunnews.com, ngidang adalah cara menyajikan makanan di atas kain, sedangkan ngobeng adalah sebutan bagi petugas khusus untuk membantu tamu.

Ngobeng akan berdiri secara berbanjar untuk dengan mengoper makanan atau nampan hidangan ke tempat makan agar makanan segera tiba dan meringankan orang yang membawanya.

Mereka juga akan mengoper kebutuhan tamu seperti ketika makanan atau minuman yang disajikan habis.

Selain makanan, ada pula petugas yang membawa wadah air untuk mencuci tangan.

Tujuannya agar saat ngidang, tamu yang telah duduk bersila dan siap memakan hidangan dapat membersihkan tangannya terlebih dahulu.

Ngidang dilakukan dengan menyajikan makanan di atas kain secara lesehan, dengan jumlah hidangan yang disajikan untuk delapan orang.

Nasi akan diletakkan di tengah,dikelilingi dengan berbagai lauk dan pulur yang ditata di sekelilingnya, begitu pula peralatan makan seperti piring dan cangkir.

Sayangnya tradisi ini semakin jarang ditemukan karena sekarang masyarakat lebih memilih menjamu tamu dengan cara prasmanan.

5. Kelekak, Bangka Belitung

Kelekak adalah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat di Bangka Belitung dalam mewariskan kekayaan alam.

Akronim kelekak berasal dari bahasa setempat yaitu “Kelak Kek Ikak” yang artinya “nanti untuk kamu” yang merujuk pada penerus atau generasi selanjutnya.

Dilansir dari laman bangka.tribunnews.com, kelekak adalah sebutan bagi sebidang tanah yang ditanami secara sengaja atau tidak sengaja oleh orang tua pada zaman dahulu dengan beragam pohon penghasil buah (tumbuhan khas daerah).

Kelekak ada yang dimiliki secara pribadi (garis keturunan tertentu), maupun dimiliki secara bersama (milik orang banyak dalam satu kampung atau gabungan dari beberapa kampung).

Kelekak yang dimiliki secara pribadi akan dinamai sesuai dengan nama pemilik awal, sementara yang dimiliki secara bersama akan disebut sesuai nama daerahnya.

Walau demikian,tidak terdapat hukum tertulis terhadap pemeliharaan dan pengambilan manfaat (hasil) dari sebuah kelekak,  kecuali digunakan untuk kepentingan bersama.

Sumber:
gramedia.com  
dishub.acehprov.go.id  
kemenkopmk.go.id  
antaranews.com  
palembang.tribunnews.com  
bangka.tribunnews.com  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantapkan Langkah Politiknya, Susanti Daftarkan Diri Jadi Calon Wali Kota ke Gerindra

Mantapkan Langkah Politiknya, Susanti Daftarkan Diri Jadi Calon Wali Kota ke Gerindra

Regional
Viral, Foto ASN Manggarai Timur Minum Miras Beramai-ramai, Pj Sekda Minta Maaf

Viral, Foto ASN Manggarai Timur Minum Miras Beramai-ramai, Pj Sekda Minta Maaf

Regional
Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Regional
Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Regional
Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Regional
Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Regional
Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Regional
Sakau, Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Sakau, Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Regional
TNI AL Tangkap Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Saat Sakau

TNI AL Tangkap Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Saat Sakau

Regional
Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com