Sarno mengatakan kecurigaan berawal dari dirinya mengirim pesan SMS ke nomor korban dengan "nduk neng ngendi".
Kecurigaan itu muncul setelah mendapatkan balasan dari nomor korban yang bertuliskan :"Niki Ten Arep Mantuk Pak" (Ini mau pulang pak).
Baca juga: Serahkan Surat Pengunduran Diri Dua Calegnya, PDI-P Sukoharjo: Kami Menjalankan Peraturan Partai
Sontak, dia curiga dengan keadaan korban karena biasanya korban menjawab "Arep mulih pak".
"Anak saya biasannya kalau balas enggak pakai boso (Jawa Halus), biasanya ngoko," kata dia.
Setelah merasa curiga dari balasan pesan korban, Sarno melaporkan kehilangan anaknya ke Polsek Jumapolo, Sabtu (14/4/2024).
Kemudian dia mengatakan, keluarganya terakhir bertemu dengan korban pada Selasa (9/4/2024) pagi pukul 07.00 WIB.
"Anak saya pamit ke ibunya untuk bekerja, namun hingga Sabtu tidak kunjung pulang," kata dia.
Ia menjelaskan saat mendapatkan informasi penemuan mayat di Kabupaten Sukoharjo, adiknya langsung mengecek.
Baca juga: 2 Caleg DPRD Sukoharjo Mengundurkan Diri, Surat Diserahkan Pengurus DPC PDI-P
Benar, korban adalah anak perempuannya yang hilang.
"Adik saya yang mengecek di sana, saat ditemukan persis yang dipakai saat pergi kerja," ungkap dia.
Ia mengatakan korban adalah sosok yang baik, namun pendiam. Diketahui, korban merupakan putri bungsu dari dua bersaudara.
"Semoga Pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," harap Sarno.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Dita Angga Rusiana), Tribun Solo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.