LAMPUNG, KOMPAS.com - Kelegaan terlihat jelas di raut wajah Supriyadi saat kakinya melangkah ke dermaga eksekutif Pelabuhan Bakauheni.
Meski terlihat lelah, dia tetap meladeni pertanyaan putranya sambil menarik dua buah koper.
"Sudah sampai, Yah?" tanya sang putra, saat keluar dari garbarata yang menghubungkan ruang tunggu dengan kapal ekspres, Sabtu (6/4/2024) siang.
"Sudah, nanti kita tunggu eyang di bawah, dijemput," jawab Supriyadi.
Baca juga: Screening Tiket, Jurus Tokcer Polda Lampung Cegah Penumpukan Kendaraan di Pelabuhan Bakauheni
Di belakang Supriyadi, seorang perempuan berjilbab menyentuh pundak dan memintanya menunggu sejenak karena ingin ke kamar kecil.
Supriyadi pun berhenti lantas duduk di kursi ruang tunggu. Nafasnya menghela kelegaan lalu dia duduk bersandar.
Warga asal Gunung Sugih, Lampung Tengah ini memutuskan mudik pada lebaran kali ini. Dia menutup tokonya di bilangan Pulo Gadung, Jakarta Timur dan mengajak keluarga kecilnya pulang kampung.
Dia berangkat dari Terminal Pulo Gadung sekitar pukul 05.00 WIB, setelah sahur. Jika perjalanan normal, rute Pulo Gadung - Merak bisa ditempuh dalam 2 - 3 jam.
"Harusnya sampai (Pelabuhan) Bakauheni jam 10-an lah paling lama, kan naik kapal cepat," katanya.
Baca juga: Operasi Truk Tambang di Bandung Barat Dihentikan, Jalan Arteri untuk Pemudik
Namun, kemacetan yang panjang di tol menuju Pelabuhan Merak membuat perjalanannya molor hingga 4 jam. Dia baru sampai di Pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 14.00 WIB.
"Tadi pas kena macet telepon bapak, supaya nanti aja berangkat dari Gunung Sugih, daripada kelamaan nunggu," katanya.
Begitu juga dikatakan Haryono, pemudik dari Bekasi yang hendak pulang ke Pesawaran. Menurutnya, bus yang dia tumpangi terjebak macet hingga 4 jam saat mendekati Pelabuhan Merak.
"Saya pikir sudah sampai karena bus berhenti, nggak tahunya macet panjang. Ya capek nunggunya, takut tiket juga hangus," kata dia.