Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Kompas.com - 29/03/2024, 11:03 WIB
Firmansyah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Zamhari mengemukakan, terdapat 78.572 keluarga sasaran berisiko stunting di Provinsi Bengkulu berdasarkan data tahun 2023.

Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan tahun 2022 sebesar 97.327 keluarga sasaran berisiko stunting. Secara umum, kasus stunting di Bengkulu berada di angka 20,2 persen.

"Ini menjadi perhatian besar pemerintah meski jumlahnya menurun namun tidak bisa dianggap remeh. Perlu upaya bersama semua stakeholder," kata Zamhari saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/4/2024).

Baca juga: BKKBN Imbau Perempuan Hamil Sebelum 35 Tahun, Demi Cegah Stunting

Ia lanjutkan, keluarga sasaran adalah punya bayi usia dua tahun (baduta) punya balita, Pasangan Usia Subur (PUS) dan ibu hamil. Keluraga berisiko merupakan keluarga sarasan yang terpenuhinya unsur keluarga memiliki sumber air minum tidak layak atau jamban tidak layak atau PUS 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, Terlalu Banyak).

Ada lima langkah bersama yang diambil Pemprov Bengkulu untuk menangani stunting hingga mencapai target nasional 14 persen di tahun 2024.

Baca juga: 857 Anak-anak di Semarang Alami Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Pertama, menetapkan target percepatan penurunan stunting Provinsi Bengkulu berbasis SKI/SSGI sebesar 13,5 persen untuk mendukung pencapaian target nasional. Kedua, peningkatan dukungan anggaran dan kualitas intervensi layanan bagi setiap sasaran prioritas stunting sesuai dengan kewenangannya.

Ketiga, peningkatan kinerja kelembagaan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) melalui efektivitas koordinasi dan kinerja setiap bidang.

Keempat, meningkatkan peran multisektor dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kelima, pengembangan praktik baik dan inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting.

"Tentu ini harus kita sosialisasikan ke semua stakeholder supaya bisa diturunkan, karena stunting ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu instansi saja seperti oleh Dinas Kesehatan, tapi semua pihak harus berkolaborasi dan bersinergi untuk melaksanakan tugas sesuai perannya masing-masing," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com