Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Aktivis Lingkungan Karimunjawa Daniel Frits "Dikriminalisasi" dengan UU ITE

Kompas.com - 28/03/2024, 22:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah aktivis lingkungan menyebut kasus Daniel Frits Maurits Tangkilisan di Karimunjawa bakal jadi 'pertaruhan besar' bagi semua orang yang peduli pada persoalan lingkungan.

Sebab, jika dia diputus bersalah maka nantinya setiap orang yang peduli dan menyampaikan keresahannya di media sosial bisa dilaporkan atas sangkaan UU ITE.

Padahal dampak kerusakan lingkungan di Indonesia semakin parah dari waktu ke waktu.

Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Selasa (26/03), aktivis lingkungan Daniel menyampaikan nota pembelaan atau pledoi.

Baca juga: Kasus Daniel di Karimunjawa Jadi Bentuk Kriminalisasi Aktivis

Pada intinya dia mengatakan tak ada niat buruk darinya menghasut ataupun menimbulkan kebencian terhadap masyarakat Karimunjawa.

Sementara itu pengacaranya, Sekar Banjaran Aji, berharap majelis hakim yang mengadili kliennya berpegang pada Peraturan Mahkamah Agung tahun 2023 tentang Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup.

Babak baru kasus "kriminalisasi" Daniel

Perjalanan perkara yang menjerat aktivis lingkungan Karimunjawa, Daniel Frits Maurits Tangkilisan sedang memasuki babak akhir.

Pada Selasa (26/03), terdakwa Daniel membacakan nota pembelaan atau pledoinya berjudul 'Air susu dibalas air tuba'.

Di hadapan majelis hakim, Daniel yang diwakili kuasa hukumnya mengutip pepatah Jawa yakni 'Sepi ing pamrih, rame ing gawe', yang artinya kurang lebih saling membantu dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih.

Baca juga: Koalisi Save Karimunjawa Desak Aktivis Daniel Dibebaskan dari Jeratan UU ITE

Pepatah itu disebut menggambarkan suasana kebatinan keluarga besar pegiat lingkungan Karimunjawa, khususnya terdakwa yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial.

"Pembelaan kami menggambarkan suasana kebatinan yang dialami oleh keluarga besar pegiat lingkungan Karimunjawa khususnya Daniel F.M. Tangkilisan atas apa yang dilakukan pelapor/saksi korban dalam perkara ini yaitu Saudara Ridwan terhadap terdakwa," ujar pengacara Daniel.

Dalam berkas pledoi dijelaskan bagaimana aktivitas Daniel di Karimunjawa dimulai sejak tahun 2017. Mulai dari menjadi guru sukarela yang mengajar bahasa Inggris gratis ke masyarakat.

Kemudian pada 2018, dia bekerja sama dengan didukung pelaku wisata, budayawan dan direstui para sesepuh mengorganisir pembuatan film untuk mengumpulkan sejarah lisan Karimunjawa berjudul Ekspedisi 200 Tahun Karimunjawa – dengan memakai biaya pribadi.

Baca juga: Iluni UI Sebut Ada Kejanggalan pada Proses Hukum Aktivis Lingkungan Karimunjawa

Daniel Frits Maurits Tangkilisan (kanan) usai membacakan nota pembelaan atau pledoi di PN Kabupaten Jepara pada Selasa (26/03).BBC Indonesia/NUR ITHROTUL FADHILAH Daniel Frits Maurits Tangkilisan (kanan) usai membacakan nota pembelaan atau pledoi di PN Kabupaten Jepara pada Selasa (26/03).
Pada 2019, dia dan timnya kembali ke Karimunjawa untuk memberikan beberapa lokakarya dan membuat film dokumentar serta mendirikan kursus bahasa kecil-kecilan.

Saat perekonomian masyarakat Karimunjawa terperosok akibat pendemi, dia bersama teman-teman pelaku wisata berjuang agar pariwisata dibuka kembali.

Akan tetapi, kondisinya makin terpuruk. Di sinilah tambak udang ilegal mulai merajalela.

Hingga pada tahun 2022, Daniel bersama sejumlah anggota masyarakat yang menolak tambak udang ilegal membentuk gerakan #SAVEKARIMUNJAWA.

"Dengan rasa cinta yang begitu luas, mungkinkah terdakwa menyebut bahwa Karimunjawa itu otak udang? Sementara terdakwa sendiri sudah merasa bagian dari masyarakat Karimunjawa."

Kuasa hukumnya lantas menjelaskan bahwa kliennya tidak memiliki mens rea atau guilty of mind atau niatan buruk atau kesengajaan melanggar Pasal 28 ayat (2) UU ITE.

Baca juga: Iluni UI Bantu Pembelaan Hukum untuk Aktivis Karimunjawa yang Ditangkap Polisi Terkait UU ITE

Jaksa Penuntut Umum klaimnya tidak bisa membuktikan adanya mens rea tersebut yang ditandai dengan adanya konten mengajak, mempengaruhi, menggerakkan masyarakat, menghasut atau mengadu domba dengan tujuan menimbulkan kebencian dan/atau permusuhan.

Usai membacakan berkas pledoi yang berjumlah 200 halaman lebih, agenda berikutnya pada Rabu (27/03) JPU akan menyiapkan tanggapan atas pledoi Daniel.

"Kami akan menanggapi pledoi dari kuasa hukum terdakwa dalam replik yang akan kami bacakan besok pagi. Untuk persiapan akan kami persiapkan dengan baik," kata jaksa Kejari Jepara, Ida Fitriyani.

Rencananya pada Kamis, 4 April mendatang majelis hakim akan menjatuhkan putusannya.

Baca juga: Soroti Debat Cawapres, Aktivis Lingkungan: Kalau Berani, Cabut UU Cipta Kerja

Perkara Daniel dikebut

Daniel Frits Maurits Tangkilisan dituntut hukuman 10 bulan kurungan.BBC Indonesia/NUR ITHROTUL FADHILAH Daniel Frits Maurits Tangkilisan dituntut hukuman 10 bulan kurungan.
Pengacara Daniel, Sekar Banjaran Aji, mengatakan perkara yang dipegangnya kali ini disebut paling unik lantaran persidangan dikebut agar cepat tuntas.

Sejak perkara masuk ke PN Jepara pada Januari 2024, pihak pengacara dan jaksa penuntut bekerja secara maraton di mana pemeriksaan saksi-saksi dikejar selama tiga hari berturut-turut.

Bahkan, kata Sekar, kadang kala persidangan yang dimulai dari pagi hari selesai pada tengah malam.

"Kalau dihitung berarti sidang berlangsung tiga bulan, padahal kalau di peraturan MA yang disebut perkara cepat itu pun lima bulan jangka waktunya," ucap Sekar pada BBC News Indonesia.

Baca juga: Aktivis Lingkungan Karimunjawa Terjerat UU ITE Berhasil Keluar Sel, Penahanan Ditangguhkan

Pengacara lainnya, Gita Paulina, juga berkata kalau merujuk pada fakta persidangan sebetulnya kasus ini tidak layak dilanjutkan oleh kepolisian.

Sebab komentar yang ditulis Daniel di akun Facebooknya tidak ada unsur kebencian. Hal ini dikuatkan oleh saksi ahli yang dihadikan Jaksa Penuntut dan saksi ahli dari pihak pengacara terdakwa.

Selain itu, berdasarkan fakta persidangan pula, tidak ada alat bukti yang menguatkan dakwaan ini.

"Karena ini kasus terkait UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), maka alat bukti elektronik yang harusnya disita adalah akun Facebook Daniel," kata Gita.

"Faktanya yang disita handphone Daniel dan tidak ada penyitaan akun Facebooknya. Itu dikuatkan oleh ahli digital forensik yang didatangkan jaksa penuntut yang menyatakan tidak pernah ada penyitaan akun."

Baca juga: Aktivis Lingkungan Karimunjawa Ditahan Polres Jepara, Dijerat UU ITE Otak Udang

Gita berkata, konsekuensi dari tidak adanya alat bukti elektronik -padahal itu sesuatu yang sangat penting dalam perkara UU ITE- maka menurutnya perkara ini lemah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com