Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Biaya Kemoterapi Leukemia dan Pembengkakan Limpa, Kurniati Kembali ke Kampung di Pelosok Manggarai Timur

Kompas.com - 21/03/2024, 16:57 WIB
Markus Makur,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurniati, seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menderita beberapa penyakit serius.

Wanita 37 tahun yang tinggal di Kampung Ngawan, RT 017 RW 009, Desa Golo Ngawan, Kecamatan Congkar, ini didiagnosis sakit leukemia, serta pembengkakan kelenjar dan limpa.

Ia berjuang keras mencari pengobatan di sebuah rumah sakit di Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.

Baca juga: Kisah Pemuda Miskin Ekstrem Asal Sumbawa yang Lumpuh 25 Tahun, Butuh Bantuan...

UPDATE : Kompas.com menggalang donasi kisah ini menggunakan platform kitabisa. Pembaca yang dermawan dapat membantu dengan cara klik di sini

Namun, pihak rumah di Kota Maumere merujuknya ke rumah sakit di Kota Kupang untuk kemoterapi.

Kendala biaya mengadang. Keluarganya tidak memiliki biaya untuk Kurniati berobat ke Kota Kupang.

“Istri saya merasa sakit sejak November 2023, lalu berobat ke sejumlah rumah sakit." 

"Istri saya sudah keluar masuk rumah sakit untuk berobat hingga sampai di salah satu rumah sakit di Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka,” jelas Saiful Bahri, suami Kurniati yang dihubungi Kompas.com melalui layanan WhatsApp, Rabu (20/3/2024).

Bahri menjelaskan, keterbatasan biaya membuat ia membawa Kurniati kembali ke Kampung Ngawan, Manggarai Timur.

Itu artinya, hingga kini ibu tiga anak tersebut tak bisa menjalani kemoterapi sesuai rujukan pihak rumah sakit di Maumere.

"Sebagai suami, saya berjuang keras untuk mengobati istri dengan keluar masuk rumah sakit untuk mendapatkan kesembuhan."

Baca juga: Regina, Ibu yang Besarkan Anak Disabilitas Seorang Diri, Terharu Terima Bantuan dari Pembaca Kompas.com

"Pihak rumah sakit di Kota Maumere merujuk istri saya untuk berobat ke salah satu rumah sakit di Kota Kupang, tapi saya kesulitan biaya untuk berobat ke Kupang,” jelasnya.

Bahri pun mengisahkan awal mula sakit yang diderita sang istri sejak November 2023.

Kala itu, Kurniati merasa sakit dan berpikir hanya kelelahan karena sering berkebun. Ternyata sakit yang dideritanya semakin parah sehingga ia dilarikan ke rumah sakit.

Menurut pihak medis, Kurniati menderita leukemia, serta pembengkakan kelenjar dan limpa.

Kurniati membutuhkan biaya dengan jumlah besar agar bisa menjalankan kemoterapi atau operasi.

Baca juga: Fikar, Anak Ojol Pengidap Thalasemia Terima Donasi dari Pembaca Kompas.com

Bahri membutuhkan uluran tangan orang yang peduli agar istrinya bisa melanjutkan pengobatan ke Kupang.

“Kami sekeluarga berharap uluran tangan dari berbagai pihak untuk meringankan biaya pengobatan di Kota Kupang demi kesembuhan dari sakit yang dideritanya,” ujar Bahri.


UPDATE : Kompas.com menggalang donasi kisah ini menggunakan platform kitabisa. Pembaca yang dermawan dapat membantu dengan cara klik di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com