KOMPAS.com - Sebuah pesawat jenis Pilatus yang memuat sembako dari Bandara Tarakan menuju Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, hilang kontak sejak Jumat (8/3/2024) siang.
Ada dugaan pesawat jatuh di tebing gunung wilayah Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara,
Pesawat perintis bernama PK SNE type Pilatus PC6 Smart Air yang hilang kontak itu lepas landas dari Tarakan pukul 08.25 Wita, dan dijadwalkan sampai Bandara Binuang, Krayan, pada pukul 09.25 Wita.
Pesawat membawa sembako seberat 583 kilogram yang masuk dalam program subsidi ongkos angkut (SOA) barang.
Baca juga: 78 Tahun Indonesia Merdeka, Internet di Desa Binuang Langka
Sembako yang diangkut merupakan kebutuhan warga perbatasan RI - Malaysia di Binuang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara,
Binuang merupakan sebuah lokasi di Kecamatan Krayan Tengah. Di kawasan Binuang ada 3 desa, yakni Long Mutan, Pa' Milau dan Desa Binuang sendiri.
Perkampungan di Desa Binuang ini dihuni sekira 150-an kepala keluarga (KK) atau sekira 700-an jiwa.
Binuang bagian dari dataran tinggi Krayan yang lokasinya lebih dekat ke Malinau.
Dikutip dari Tribun Kaltara, perjalanan darat dari Binuang ke Malinau ditempuh selama 12 jam, namun kondisi jalannya masih belum memadahi.
Baca juga: Semen di Binuang Kaltara Harganya Selangit, 1 Sak Rp 500.000, Produk Malaysia
Di Binuang ada satu lapangan terbang cukup representatif yang bernama Bandara ST Padan.
Nama Tipa Padan memiiki sejarah dengan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara Yansen Tipa Padan (TP) yang berasal dari Binuang.
Nama Samuel Tipa Padan yang menjadi nama bandara di Binuang tidak lain adalah nama orang tua Yansen Tipa Padan.
Yansen adalah anak dari pasangan Samuel Tipa Padan dan Roslen Betung. Yansen lahirdi Pa'Upan, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Ia lahir di Pa'Upan saat sang ayah bertugas di sana.
Pembangunan bandara S. Tipa Padan Binuang ini mulai dikerjakan oleh masyarakat sekitar tahun 1960-an.
Baca juga: Desa Binuang yang Serba Terbatas, Hanya Punya Satu Puskesmas Pembantu dan Tak Ada Sekolah SMA
Pembangunan bandara itu diprakarsai Samuel Tipa Padan. Kala itu Samuel muda mengumpulkan orangtua, tokoh masyarakat dan pemuda untuk menyampaikan ide membangun sebuah lapangan pesawat perintis di Kampung Ba Binuang yang sekarang disebut Desa Binuang.
Ide tersebut tak disambut baik oleh sebagian masyarakat karena dianggap tak mungkin membangun lapangan pesawat perintis di desanya.
Namun Samuel muda dan beberapa warga lain terus mengupayakan. Dengan perjuangan berat, lapangan pesawat itu terbangun dan diberi nama S Tipa Padan.
Bandara itu kini bisa didarati pesawat perintis seperti MAF, Susi Air dan Smart Air.
Salah satunya adalah pesawat Smart Air jenis pilatus PK-SNE, yang dikabarkan hilang kontak pada Jumat (08/03/2024).
Baca juga: Ini Potret Jalan Semamu ke Binuang Kaltara, Mobil Tak Sanggup Menanjak Tanpa Diderek
Pesawat ini bisa digunakan sebagai pengangkut penumpang, maupun barang dengan kapasitas 6 penumpang.
Tribun Kaltara berkesempatan menumpangi pesawat jenis ini Bandara Binuang, beberapa bulan lalu.
Ketika itu, dari Bandara RA Bessing Malinau ke Binuang ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 menit. Sementara, info pilot yang menerbangkan pesawat itu dari Tarakan-Binuang dibutihkan waktu kurang lebih sekitar 45 - 60 menit.
Kembali ke Desa Binuang. Desa ini, merupakan kawasan paling ramai di Kecamatan Krayan Tengah dengan mayoritas penduduk merupakan warga Dayak Lundayeh.
Mata pencaharian penduduk, rata-rata sebagai petani dan beras Adan Krayan menjadi andalan komoditi dari desa tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Mengenal Desa Binuang Krayan Tengah, Kampung Halaman Wagub Kaltara, Lokasi Pesawat Hilang Kontak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.