Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Aplikasi "Mobile Banking", Warga Kupang Tak Bisa Dapat Beras meski Antre 5 Jam

Kompas.com - 07/03/2024, 09:11 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Melfiana Olin, ibu rumah tangga asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus pulang ke rumahnya dengan setumpuk kekecewaan.

Keinginannya membeli beras dengan harga murah yang digelar Dinas Ketahanan Pangan Kota Kupang di alun-alun Kota Kupang, Rabu (6/3/2024), harus pupus. Sebab, ia tak memiliki aplikasi mobile banking.

Satu syarat yang harus dipenuhi Melfiana dan warga lainnya untuk membeli beras murah yakni menggunakan aplikasi mobile banking.

Baca juga: Viral, Video Kadis Perindag Baubau Teriaki Warga yang Antre Beras Murah dengan Sebutan Pencuri

Padahal, Melfiana yang setia menggendong anaknya sudah antre sejak pukul 07.00 Wita dan baru dilayani sekitar pukul 12.00 Wita.

Namun, bukannya mendapatkan beras, Melfiana malah disuruh menginstal aplikasi keuangan itu.

Dia antre bersama ratusan warga lainnya meski panas terik membakar ubun-ubunnya.

"Jangankan aplikasi mobile banking, HP saja saya tidak punya. Saya juga bingung itu apa," ungkap Melfiana dengan mimik sedih.

Selain Melfiana, banyak warga lainnya juga tak mendapatkan beras tersebut.

Melfiana pun berharap pembelian beras murah itu syaratnya tidak menggunakan mobile banking sehingga dia dan warga lainnya pun  bisa membeli.

Baca juga: Kala Emak-emak Telepon Gengnya Antre Beli Beras Murah

Menurutnya, tidak semua warga khususnya ekonomi menengah ke bawah memiliki mobile banking.

Warga lainnya, Yuke Alhans, mengaku bersyukur bisa mendapatkan beras murah tersebut.

Beras yang dijual di lokasi itu, lanjut dia, harganya untuk lima kilogram yakni Rp 60.000 ditambah 1 liter minyak goreng.

Yuke terpaksa antre dan berdesakan dengan warga lainnya untuk membeli beras murah itu. Sebab, jika membeli di pasar sangat mahal.

"Kalau di pasar itu mahal sekali. Di sini hanya 60 ribu saja. Saya bawa pulang beras 5 kilogram dan minyak goreng 1 liter," kata dia.

Yuke berharap, pemerintah bisa segera menurunkan harga beras, agar bisa dijangkau warga ekonomi lemah seperti dirinya.

Warga lainnya, Daniel, merasa kesal dengan kegiatan tersebut karena stok yang disediakan sangat terbatas di lokasi itu.

Baca juga: Ratusan Warga di Malang Rela Antre Berjam-jam demi Beras Murah

"Kalau pemerintah mau bantu masyarakat, siapkan yang sesuai kebutuhan masyarakat sehingga harus siap banyak. Jangan hanya sekadar saja. Laporan ke atas oke, tapi di bawah tidak," Kata Daniel.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati mengaku baru mengetahui banyak masyarakat Kota Kupang yang belum memanfaatkan teknologi digital.

Ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi Bank Indonesia untuk bekerja sama dengan perbankan agar bisa mendorong masyarakat lebih mengenal lagi transaksi secara digital.

"Ini karena kemungkinan masyarakat belum paham. Mungkin dia mikirnya ribet dan segalanya. Ini yang nanti kita sosialisasikan sehingga masyarakat semakin sadar akan transaksi digital," jelasnya.

Baca juga: Warga Antre Beli Beras Murah di Banyumas, 2 Jam Ludes

Ia juga mengaku, kegiatan pasar murah tersebut inisiatif Bank Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kupang dan Bulog dalam rangka melakukan stabilisasi pangan.

Jadi, kegiatan pasar murah yang diselenggarakan tersebut digabungkan dengan transaksi berbasis digital.

Jumlah beras yang disediakan sebanyak satu ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com