Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kekerasan Seksual Dikeluarkan dari Sekolah, Pj Nana Janjikan Jaminan Perlindungan

Kompas.com - 22/02/2024, 20:56 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan HAM (LRC-KJHAM) mengungkapkan, masih ada pelajar di Jawa Tengah yang menjadi korban kekerasan seksual justru dikeluarkan dari sekolah.

Pendamping hukum LRC KJHAM, Leni Ristiani mengatakan, korban biasanya tidak dinyatakan keluar secara langsung. Namun diminta pindah sekolah secara halus.

Kejadian ini disampaikan Leni saat menghadiri musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Provinsi Jawa Tengah di komplek gubernur, Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Pilu, Bocah 10 Tahun di Kutai Timur Jadi Korban Kekerasan Seksual oleh Ayah, Ibu dan Kakak Kandung

"Terkait kasus kekerasan seksual, kita masih menemukan adanya anak korban kekerasan seksual yang justru dikeluarkan dari sekolah. Walaupun bahasa dari sekolah tidak mengeluarkan, tetapi untuk pindah sekolah," beber Leni.

Menurut Leni sikap pihak sekolah itu justru tidak memenuhi hak pendidikan yang mestinya didapatkan semua anak.

"Sehingga anak tersebut tidak mendapat hak dasar atas pendidikan karena harus pindah sekolah yang sebenarnya dia tidak nyaman," terangnya.

Acara itu dihadiri Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana, Sekda Jateng Sumarno, dan jajaran bupati/walikota di Jateng, serta perwakilan komunitas masyarakat dan instansi lainnya.

Dia juga meminta Pemprov Jateng melibatkan komunitas perempuan dan anak sehingga infrastruktur yang ada tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ramah terhadap perempuan dan anak.

"Keterlibatan perempuan, anak, dan kelompok rentan dalam proses pembangunan di Kota Semarang sudah ada praktek baik musyawarah perempuan dan anak yang menjadi perwujudan pemerintah memperhatikan partisipasi perempuan, anak, dan kelompok rentan dalam perencanaan pembangunan," harapnya.

Baca juga: Kronologi Pasutri di Sleman Disekap di Kos Selama 2 Bulan, Sang Istri Juga Jadi Korban Kekerasan Seksual

Merespon pertanyaan tersebut, Pj Nana sepakat bila sudah sepantasnya pihak sekolah melindungi korban dan tetap memberikan hak pendidikan.

"Saya rasa kita harus lihat permasalahannya seperti apa, kalau anak ini korban masak kita keluarkan, kan tidak mungkin. korban ini malah harus kita lindungi, jadi bukan udah jadi korban malah dikeluarkan," ujar Nana.

Untuk itu pihaknya menjamin agar ke depannya anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan dapat melanjutkan pendidikan di sekolah dan mendapat perlindungan serta pendampingan.

"Kita ada pendampingan dan untuk mengembalikan mentalnya dan anak itu akan menjadi binaan kita. (Jaminan itu) pasti diberikan mereka ini korban, masak korban kita sengsarakan lagi kan. malah akan kita bina, kita bimbing," tandas Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com