"Berbeda dengan proyek pembangunan beronjong di areal longsor desa Atap, karena air sungai menyusut, maka pembangunan beronjong tidak menemui kendala berarti, dan target yang dicapai justru lebih cepat dari target," imbuhnya.
Baca juga: Saat Daerah Lain Hujan, Wilayah di NTT Ini Alami Kekeringan Ekstrem Selama 61 Hari
Mulyadi menegaskan, BPBD Nunukan sudah mengajukan laporan ke BNPB atas kondisi tersebut.
Akhirnya, BNPB menjawab dengan gelontoran anggaran DSP (Dana Siap Pakai) sebesar Rp 250 juta, untuk mengatasi kekeringan.
Dana tersebut, akan segera dialokasikan untuk pembagian air bersih kepada masyarakat.
BPBD akan membeli air bersih dari sejumlah sumur warga yang biasanya menjual air bersih dengan truk tanki/profil keliling.
"Sebulan ke depan, kita mulai bagikan air bersih gratis untuk masyarakat. Pada dasarnya, Pemkab Nunukan juga mengantisipasi dengan membuat sejumlah sumur bor, tapi butuh waktu untuk optimalisasi sumur. Membagi air bersih menjadi solusi paling relevan saat ini," kata Mulyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.