Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejari Selidiki Dugaan Pelanggaran Pemilu di Salatiga

Kompas.com - 20/02/2024, 15:18 WIB
Dian Ade Permana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kejaksaan Negeri Salatiga melakukan kajian terhadap dugaan pelanggaran di TPS 14 Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

Kasi Intel Kejari Salatiga Mirzantio Erdinanda mengatakan, kajian dilakukan setelah ada laporan dari Rashad Imam Reza Syach Putra ke Posko Pemilu.

"Pembentukan Posko Pemilu 2024 ini merupakan perintah Jaksa Agung untuk melakukan monitoring pelaksanaan pemilu," ujarnya, Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Tak Hanya Kubu Anies-Ganjar, Gibran Juga Mengaku Kantongi Bukti Kecurangan Pemilu

Tio, panggilan akrabnya, mengatakan bahwa ada dua poin dugaan pelanggaran yang dilaporkan.

"Pertama adalah terkait hilangnya suara dan tahapan yang tidak dilalui atau tidak sesuai dalam tata cara pelaksanaan pemilu," ujarnya.

"Dua laporan tersebut aspeknya berbeda, pertama dugaan pelanggaran pemilu dalam konteks pidana dan yang kedua, pelanggaran administrasi. Kedua hal tersebut konsekuensinya berbeda," paparnya.

Menurut Tio, setelah ada laporan tersebut, akan dilakukan telaah dan kajian akan disampaikan ke pimpinan.

"Setelah itu nanti penyelesaian bagaimana, menunggu petunjuk dari pimpinan," ujarnya.

Sebelumnya, Partai Gerindra dan Partai Demokrat mengajukan protes ke Bawaslu Salatiga terkait pelaksanaan pemungutan suara di TPS 14 tersebut.

"Kami telah mengajukan laporan resmi terkait hal tersebut," kata perwakilan Partai Demokrat Kota Salatiga, Abdul Azis.

"Kejanggalan pertama adalah kotak suara dibuka sebelum pukul 13.00 WIB, jadi kami memertanyakan hal tersebut," kata Azis.

Selain di TPS tersebut, lanjut Azis, Partai Demokrat Salatiga juga mempertanyakan terkait adanya laporan dari para saksi sehubungan dengan surat suara.

"Banyak surat suara dinyatakan tidak sah dengan alasan rusak dan lain sebagainya, ini kami mengkaji terkait klasifikasi kerusakan tersebut," ungkapnya.

Sementara caleg DPRD Kota Salatiga Dapil Tingkir Rashad Imam Reza Syach Putra didampingi penasihat hukum Yakub Adi Krisanto mengatakan, telah membuat laporan resmi terkait kejadian di TPS 14 tersebut.

"Kemarin kami sudah ke Bawaslu, jadi hari ini membuat laporan resmi secara tertulis dan menyerahkan bukti-bukti yang diperlukan," ujar Yakub.

Baca juga: Sederet Dugaan Pelanggaran Pemilu di Jateng, Ada Surat Suara Tercoblos dan ASN Tidak Netral

Reza menambahkan, dia mengadukan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 14 Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

"Kotak suara itu dibuka sebelum pukul 13.00 WIB, dan kertas suara dihitung oleh petugas," jelasnya.

Menurut Reza, selain itu juga ada indikasi kecurangan karena sekitar 60-an suara hilang.

"Itu diketahui saat ada penghitungan, jumlahnya tidak sesuai dengan DPT. Ada saksinya dan berita acara, jadi kami minta ini ditindaklanjuti oleh Bawaslu," paparnya.

Reza mengatakan, pengaduan ini tak hanya soal dirinya, tapi juga pemilih yang tidak bisa menggunakan haknya dalam Pemilu 2024.

"Tentu merugikan, saya juga komunikasi dengan rekan dari Nasdem dan Demokrat, sehingga ini jangan ditutupi dan harus terbuka," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com