Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Femisida di Balik Pembunuhan Satu Keluarga di Penajam Paser Utara oleh Siswa SMK

Kompas.com - 09/02/2024, 11:22 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan berencana satu keluarga di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang dilakukan pelaku remaja berusia 17 tahun memicu pertanyaan besar soal apa hukuman yang setimpal bagi pelaku anak yang berbuat kejahatan luar biasa.

Pembunuhan ini juga memunculkan pertanyaan tentang apa tanda-tanda kekerasan berbasis gender atau femisida.

Pasalnya kepolisian menyebut salah satu motif pelaku melakukan pembunuhan karena cintanya yang ditolak oleh korban RJS (15 tahun).

Pengacara keluarga korban, Bayu Mega Malela, mengatakan apapun motifnya, tindakan pelaku merupakan kejahatan luar biasa dan patut dihukum seberat-beratnya.

Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Siswa SMK Bunuh Satu Keluarga di Penajam Paser Utara, Polisi Gelar Rekonstruksi

Seperti apa kronologinya?

Kapolres Penajam Paser Utara (PPU), Supriyanto, mengatakan kasus pembunuhan terhadap satu keluarga beranggotakan lima orang di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten PPU ini terjadi pada Selasa (06/2/2024).

Polisi menyebut kasus ini berhasil diungkap kurang dari dua jam setelah kejadian perkara.

Pelaku, sambung polisi, merupakan seorang remaja berusia 17 tahun berinisial J dan masih duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah kejuruan (SMK).

Dari pengakuan pelaku, sebelum melakukan aksinya dia sempat melakukan "pesta minuman keras" bersama sejumlah temannya.

Baca juga: 6 Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Penajam Paser Utara, Pelaku Siswa SMK, Motifnya Sakit Hati

Kemudian sekitar pukul 12 malam, pelaku pulang diantar oleh temannya. Namun begitu sampai di rumah, muncul niat untuk melakukan pembunuhan.

Supriyanto melanjutkan, pelaku lantas mengambil sebilah parang sepanjang 60 sentimeter di rumahnya dan pergi ke rumah korban yang jaraknya sekitar 20 meter.

Sebelum masuk rumah pelaku disebut sengaja memadamkan listrik di rumah korban.

Di rumah itu ada lima anggota keluarga yakni Waluyo (35 tahun) ayah dan kepala keluarga, SW (34 tahun) ibu, RJS (15 tahun) anak perempuan pertama, VDS (11 tahun) anak kedua laki-laki, dan ZAA (3 tahun) anak laki-laki bungsu.

Tapi pada malam itu, Waluyo sedang tidak berada di rumah.

Baca juga: Pengakuan Pelajar SMK Pembunuh Sadis Satu Keluarga di Penajam Paser Utara

Usai memadamkan listrik, pelaku masuk lewat jendela dan tak lama kemudian, Waluyo masuk ke rumah.

Di situlah pelaku langsung menyerangnya dengan parang.

"Jadi setelah sampai ayahnya langsung ditimpas, dihabisi dekat pintu. Ibunya bangun kemudian ditimpas juga. Kemudian anaknya bangun ditimpas lagi...," ujar Supriyanto dalam konferensi pers.

"Lalu anak yang pertama di kamar sebelah, terakhir untuk memastikan bapaknya [yang masih hidup] ditimpas lagi."

Polisi menyebut setelah pelaku melakukan pembunuhan, dia disebut memperkosa RJS yang sudah tak bernyawa.

"Kalau dari pengakuan pelaku, korban [anak pertama] sudah meninggal baru diperkosa. Jadi posisinya korban ditemukan dalam kondisi setengah telanjang, hanya mengenakan baju."

Baca juga: Sederet Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Penajam Paser Utara, Usia Pelaku Hampir 18 Tahun

Selain membunuh, memperkosa, pelaku juga mencuri ponsel dan uang korban.

Setelahnya dia pulang ke rumah, berganti pakaian dan membersihkan parang yang dipakai untuk membunuh.

Dia lantas berpura-pura melaporkan peristiwa itu ke kakaknya, kemudian mengadukan ke Ketua RT.

Pelaku membuat keterangan palsu

Ilustrasi KDRT.SHUTTERSTOCK Ilustrasi KDRT.
Supriyanto mengatakan pelaku awalnya memberikan keterangan bahwa ada lima hingga sepuluh orang mengendarai sepeda motor datang ke rumah korban membawa senjata tajam.

Tetapi keterangan itu berbeda dengan temuan polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Kalau mungkin terjadi pergumulan di TKP pasti ada tanda-tandanya. Tapi itu tidak ada sama sekali."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Jalur Pansela Akan Dilanjutkan, Bupati Banyuwangi Paparkan 3 Paket Rencana Pembangunan

Proyek Jalur Pansela Akan Dilanjutkan, Bupati Banyuwangi Paparkan 3 Paket Rencana Pembangunan

Regional
Hampir 2 Tahun Pembunuhan Iwan Boedi Tak Terungkap, Keluarga Korban Takut Kasusnya Hilang

Hampir 2 Tahun Pembunuhan Iwan Boedi Tak Terungkap, Keluarga Korban Takut Kasusnya Hilang

Regional
Pj Bupati Tangerang Terima Sertifikat Indikasi Geografis Rambutan Parakan

Pj Bupati Tangerang Terima Sertifikat Indikasi Geografis Rambutan Parakan

Regional
Soal Lumbung Pangan Nasional, Bupati Lamongan: Tak Hanya Kualitas Tanaman, Regenerasi Petani juga Penting

Soal Lumbung Pangan Nasional, Bupati Lamongan: Tak Hanya Kualitas Tanaman, Regenerasi Petani juga Penting

Regional
Potongan Tulang Manusia Kembali Ditemukan di Parit Pontianak

Potongan Tulang Manusia Kembali Ditemukan di Parit Pontianak

Regional
2 Bakal Calon Independen Wali Kota Lhokseumawe Tak Memenuhi Syarat

2 Bakal Calon Independen Wali Kota Lhokseumawe Tak Memenuhi Syarat

Regional
Perjuangan Buruh Panggul Semarang, Rela Jual Motor dan Menabung Puluhan Tahun demi Naik Haji

Perjuangan Buruh Panggul Semarang, Rela Jual Motor dan Menabung Puluhan Tahun demi Naik Haji

Regional
Gerakan Sekolah Sehat Diluncurkan, Bupati Blora: Semoga Bisa Bermanfaat

Gerakan Sekolah Sehat Diluncurkan, Bupati Blora: Semoga Bisa Bermanfaat

Regional
Gara-gara Tato, Pria di Banyumas Tewas Ditusuk Temannya

Gara-gara Tato, Pria di Banyumas Tewas Ditusuk Temannya

Regional
Kapolres Sikka Klarifikasi soal Video Viral Anggota Polisi Merokok dan Minum Miras dengan 4 Wanita

Kapolres Sikka Klarifikasi soal Video Viral Anggota Polisi Merokok dan Minum Miras dengan 4 Wanita

Regional
Tiap Hari Dicabuli Ayah Kandung, Siswi SD Mataram Melukai Tangannya Sebelum Lapor Polisi

Tiap Hari Dicabuli Ayah Kandung, Siswi SD Mataram Melukai Tangannya Sebelum Lapor Polisi

Regional
Pungli Penerbitan Surat Tanah, Lurah di Singkawang Ditangkap Polisi

Pungli Penerbitan Surat Tanah, Lurah di Singkawang Ditangkap Polisi

Regional
Sudah Daftar Parkir Berlangganan, Ketua Komisi I DPRD Batam Tetap Ditagih Tarif Parkir

Sudah Daftar Parkir Berlangganan, Ketua Komisi I DPRD Batam Tetap Ditagih Tarif Parkir

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 500 Meter

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 500 Meter

Regional
Langgar Perda Solo, Belasan Baliho Bakal Cagub Jateng Dicopot

Langgar Perda Solo, Belasan Baliho Bakal Cagub Jateng Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com