Selain itu, mereka memiliki sistem kepemimpinan yang berjenjang, mulai dari Temenggung, Depati, Mangku, Menti, dan Jenang.
Dilansir dari laman Bobo, Suku Anak Dalam menggunakan beberapa kosakata sebagai cara untuk bertutur.
Kosakata yang digunakan berupa kosakata tradisi, kosakata pengambilan makanan, kosakata azimat, dan kearifan lokal.
Suku Anak Dalam juga dikenal menganut kepercayaan animisme, walau ada juga yang telah memeluk agama Islam.
Dilansir dari laman Antara, masyarakat Suku Anak Dalam hidup di dalam sudung-sudung, yaitu sebuah pondok dengan alasan pelepah sawit dan terpal plastik.
Keseharian mereka sangat bergantung pada alam, dengan berburu hewan liar di hutan, mencari buah-buahan seperti buah rotan, jernang, damar, manau, jelutung, sialang, hingga jenis-jenis makanan dan hasil hutan lainnya.
Begitu juga dengan pengobatan, masyarakat Suku Anak Dalam juga meramu sendiri obat bagi penyakit yang dideritanya.
Seiring berjalannya waktu, terdapat perubahan yang mengusik kehidupan dari masyarakat Suku Anak Dalam.
Perubahan fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan membuat hasil hutan yang menjadi penghidupan masyarakat Suku Anak Dalam mulai berkurang.
Begitu juga dengan penggunaan aliran anak sungai yang berubah menjadi kanal untuk mengairi perkebunan membuat kondisi masyarakat Suku Anak Dalam yang juga kerap berburu ikan cukup terdampak.
Masyarakat Suku Anak Dalam memiliki beberapa tradisi khasserta kearifan lokal yang telah dilakukan turun-temurun sejak zaman nenek moyang.
Dalam penelitian Ermitati (2014) yang berjudul Pengungkapan Budaya Suku Anak Dalam melalui Kosa Kata Bahasa Kubu, ada beberapa tradisi Suku Anak Dalam yang masih melekat dalam kehidupan masyarakatnya hingga saat ini.
Basale adalah tradisi pengobatan yang dilakukan masyarakat Suku Anak Dalam untuk membersihkan atau mengusir roh jahat yang bersemayam di tubuh orang yang sakit.
Basale dilakukan dengan membaringkan orang yang sakit di sebuah balai yang disebut angkat semang, di mana dipercaya menjadi tempat roh nenek moyang bersemayam.
Dukun basale (malim)akan berpakaian serba putih dan mengucap mantra serta menari diiringi bunyi rebab,sambil meneteskan air jampi-jampi.