"(Dengan data ini) seharusnya pencegahan stunting dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan catin (berdasarkan data Elsimil), dengan pendampingan (dukungan) dari 5.556 kader sebagai Tim Pendamping Keluarga (TPK) di DIY," jelas dr Hasto.
Baca juga: Pelindo Petikemas Lakukan Peremajaan Alat Bongkar Muat di TPS Surabaya dan IPC TPK Area Panjang
Data juga menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang mengalami anemia di DIY mencapai 4.131 orang atau setara dengan 14,1 persen dari total perempuan yang akan menikah yang melaporkan kadar hemoglobin (Hb) mereka.
Dari data tersebut, dr Hasto menyampaikan bahwa jumlah perempuan yang memiliki berat badan kurang mencapai 27,7 persen.
“Kalau menurut teori, anak yang terlalu kurus dan mengalami anemia memiliki risiko stunting,” ujarnya.
Tak lupa, Dr Hasto menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian DIY.
Baca juga: 37 Tahun John Hopkins Dukung Program KB: Rata-rata Perempuan Punya 6 Anak, Kini Jadi 2
"Capaian dalam program KB sangat baik, mencapai 97 persen dari target fisik. Bantuan Operasional KB (BOKB) 2023 juga mencapai 93 persen, dengan alokasi dana sebesar Rp 31,9 miliar, dan sudah terealisasi sekitar 30 sekian miliar," imbuhnya
Dr Hasto berharap bahwa anggaran Pemberian Makanan Tambahan (MPASI) bagi ibu hamil dan bayi bawah lima tahun (balita) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk DIY sebesar Rp 12,5 miliar dapat dioptimalkan dan proses penyalurannya dipercepat.
Pada kesempatan yang sama, KGPAA Paku Alam X mengungkapkan bahwa DIY sangat memperhatikan upaya penurunan stunting, pencegahan pernikahan dini, dan masalah-masalah lain yang terkait dengan peningkatan kualitas SDM.
Ia menyatakan bahwa peraturan-peraturan pendukung telah dibuat dan sistem yang baik sudah terbangun di DIY. Meskipun demikian, Paku Alam X masih merasa belum puas.
Baca juga: Kuliner Langka Jadi Hidangan Resepsi Dhaup Ageng, Ada yang dari Era Paku Alam VII
Oleh karena itu, ia menegaskan komitmennya untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan guna mempercepat pencapaian program sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Selain itu, Paku Alam X berharap adanya edukasi yang dapat menciptakan perubahan mindset dengan melibatkan kearifan lokal atau local wisdom.
Menurutnya, edukasi dianggap sebagai investasi intelektual jangka panjang yang lebih berarti daripada menciptakan program-program singkat yang bersifat sesaat.
"Jadi, kami mohon (berharap) nanti ada semacam skema-skema pemikiran dengan (melibatkan)kearifan lokal. Umumnya, edukasi yang menggunakan local wisdom menjadi investasi intelektual. Dan hal itu tidak selalu (berkaitan) dengan tingkat pendidikan tinggi," tutur Paku Alam X.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.