Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Milenial Bengkulu Torehkan Sejarah Panen Padi 13 Ton Per Hektar

Kompas.com - 02/02/2024, 11:26 WIB
Firmansyah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Peluh di wajah Bram Novra Utama (25) bercucuran, topi snapback warna terlihat bertengger di kepala pria belia ini.

Bram sibuk mempersiapkan panen padi berbasis total organik terintegrasi MA-11 yang  dikerjakan bersama 25 petani milenial lainnya.

"Hasil ukur pengubinan dari Badan Pusat Statistik (BPS) didapat 8,14 kilogram, artinya sehektar sawah yang kami kelola selama 4 bulan ini menghasilkan 13 ton gabah. Ini seperti mimpi, sementara angka panen nasional hanya 5 ton per hektar, panen kami melampaui standar panen nasional," kata Bram sambil membersihkan kakinya dari lumpur sawah, Kamis (1/2/2024).

Baca juga: Petani Milenial dan Melambatnya Regenerasi Petani Indonesia...

Bram adalah Ketua Kelompok Generasi Tani Muda (GTM), Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Sejak beberapa tahun lalu ia bersama 25 anggota kelompok tani yang umumnya anak muda mendirikan kelompok tani. Fokus pada petani sawah.

"Semua anggota kelompok tani kami anak muda kelahiran tahun 1990-an," tegasnya.

Mendirikan kelompok tani bagi petani muda ini awalnya lebih kepada upaya goton-groyong.

Pada 2023, melalui Dinas Pertanian Bengkulu kelompok tani yang Bram pimpin dikenalkan pada Bank Indonesia (BI) serta ikut program Generasi Tani Muda.

Menurut Bram, dalam program GTM inilah para petani milenial ini dikenalkan dengan pengelolaan tanah, tanaman berbasiskan total organik terintegrasi MA-11 di bawah bimbingan full expert Bank Indonesia Prof. Nugrogo Widiasmadi.

"Selama 4 bulan kami dibimbing Prof. Nugroho, belajar langsung di sawah, alhasil panen kami sehektar mencapai 13 ton. Tak pernah kami dapat sebanyak itu sebelumnya," jelas Bram.

Baca juga: 10 Provinsi dengan Petani Milenial Terbanyak, Jawa Timur Juaranya

Menurutnya, metode pertanian total organik terintegrasi MA-11 ini mengandalkan pengelolaan tanah yang sehat berbasis kotoran hewan, kontrol tanah, dan lainnya.

Cara ini diklaim para petani muda menjadi lebih murah 70 persen dibanding pengelolaan padi menggunakan metode kimiawi.

"Selain bisa memangkas 70 persen operasional pengelolaan sawah, terbukti tanaman tahan hama, batang kuat serta hasil maksimal serta tanah menjadi sehat," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com