Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Prabowo-Gibran Sebut Boyolali dan Wonogiri Jadi Medan Terberat di Jateng

Kompas.com - 26/01/2024, 20:56 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengakui Boyolali dan Wonogiri jadi medan tempur terberat untuk perebutan suara di Jateng.

Hal itu disampaikan saat dia menghadiri acara deklarasi dukungan dari purnawirawan Polri dan warakawuri TNI di Hotel Patra Semarang, Jumat (26/1/2024).

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran: Presiden Punya Hak untuk Memilih, Kita Hormati

 

Di hadapan lebih dari 1.000 relawan, ia menyebutkan suara Prabowo-Gibran di Kabupaten Boyolali dan Wonogiri menjadi tantangan menjelang hari pencoblosan, 14 Februri 2024.

"Nuwun sewu, untuk Boyolali, untuk Jateng daerah paling abot (berat) untuk Pak Prabowo dan Mas Gibran. Saya minta tolong teman-teman, mohon dibantu sama-sama ngepung Boyolali, jangan sampai suara kita minus banget di sana," kata Nusron di Hotel Patra Semarang, Jumat (26/1/2024).

Data survei Litbang "Kompas" Desember 2023 mencatat 46,5 persen pemilih pasangan Ganjar-Mahfud paling tinggi di dapil Jateng IV yang di dalamnya mencangkup Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen. Yakni sebanyak 46,5 persen.

Kemudian Dapil Jateng V yang mencangkup Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Solo masih dikuasai Ganjar-Mahfud di angka 38,6 persen. Sedangkan Prabowo-Gibran 24,1 persen.

Untuk itu Nusron terus mengajak relawan untuk menarik suara dari dua daerah tersebut. Sehingga peluang Pilpres satu putaran yang diinginkan Koalisi Indonesia Maju dapat terwujud.

"Setelah Boyolali, paling berat nomor dua ini Wonogiri. Insyaallah kalau teratasi sama-sama, yang penting kerja keras, moga-moga pemilu satu kali putaran, nggak usah capek-capek, kasihan adik-adik njenengan yang masih aktif, tugas jaga terus nggih," ungkapnya.

Pihaknya berencana memperbanyak tim di lapangan untuk menambah suara Prabowo-Gibran.

Nusron berkelakar menyebut tim itu Lembaga Kakehan Cangkem (lembaga banyak bicara). Menurutnya ibu-ibu cocok untuk melakukan kampanye itu untuk dapat melakukan sosialisasi ke perkumpulan arisan, majelis taklim, hingga pasar.

"Saya minta tolong banget bapak-bapak ibu-ibu harus memperbanyak tim di lingkungam, terutama tim LKC yang paling banyak menentukan di grassroot. LKC itu lembaga kakean cangkem," ujarnya.

Nusron mengakui rendahnya elektabilitas paslon 02 dalam survei di Boyolali dan Wonogiri. Dia akan menggunakan hasil survei itu sebagai pegangan untuk meraup suara di sisa waktu yang terbatas ini

"Salah satu jurang paling banyak itu ada di kawasan tadi, Boyolali dan Wonogiri. Kalau yang lain Insyaallah kita sudah banyak yang menang," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Sebut Dirinya Boleh Kampanye, TKN Prabowo-Gibran: Kok Beritanya Seolah Deklarasi Dukungan Presiden?

Ditanya penyebab lemahnya suara paslon 02 di dua daerah itu, Nusron mengaku tidak tahu. Ia menilai, timnya belum terlalu kuat di sana.

"Nggak tahu (penyebabnya), kami sih husnusdzon, timnya lemah, tinggal kita perkuat timnya saja, saya nggak mau menduga-duga yang lain. Cara menguatkan, timnya diperbanyak," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com