Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Nikel di Bahodopi, Morowali

Kompas.com - 25/01/2024, 15:18 WIB
Heru Margianto,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Delapan belas tahun lalu, pada tahun 2005, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, adalah daerah terisolir tanpa listrik apalagi sinyal ponsel.

Jangan berharap bisa menonton televisi di sini. Ibaratnya, kawasan itu merupakan hutan belantara. Sepi dan gelap.

Kala itu, mayoritas penduduk Bahodopi hidup dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

Saat pagi datang, masyarakat pergi ke sawah. Sebagian menggarap kebun-kebun lada, sebagian lagi mencari kayu damar di hutan untuk diolah.

Sampai dengan tahun 2019, pertumbuhan jumlah penduduk di kawasan itu berlangsung organik. Bertambah perlahan secara natural. 

Menengok catatan Badan Pusat Statistik, sepanjang 2013 hingga 2019 jumlah penduduk di kecamatan yang luasnya sekitar 110.000 hektar itu stabil di kisaran 7.000 jiwa.

Sejak 2020, populasi di Bahodopi sekonyong-konyong meledak lebih dari lima kali lipat mencapai sekitar 37.000 jiwa. Jumlah penduduk di sana terus bertambah dari tahun ke tahun: sekitar 43.000 jiwa pada 2021 dan bertambah menjadi sekitar 50.000 jiwa pada 2022.

Sumber: BPS (https://morowalikab.bps.go.id/indicator/12/29/1/jumlah-penduduk-kabupaten-morowali-menurut-kecamatan.html)KOMPAS.COM/HERU MARGIANTO Sumber: BPS (https://morowalikab.bps.go.id/indicator/12/29/1/jumlah-penduduk-kabupaten-morowali-menurut-kecamatan.html)

Kawasan industri nikel

Ada apa di Bahodopi pada 2020? Apa yang menyebabkan ledakan penduduk di sana? Jawabnya adalah kawasan industri nikel Morowali (PT Indonesia Morowali Industrial Park - IMIP) seluas 5.000 hektar yang beroperasi di sana.

Apa yang terjadi di Bahodopi sesungguhnya tidak sekonyong-konyong. Ada cerita panjang tentang membangun industri nikel di kawasan itu.

Bahadopi kemudian meledak pada waktunya setelah jalan panjang industri nikel dilalui dengan penuh perjuangan oleh PT Bintang Delapan Mining sejak 2005.

PT BDM adalah perusahaan tambang nikel pertama yang membuka lahan di sana. Komandannya adalah dua orang putra Indonesia, kakak beradik Halim Mina dan Hamid Mina.

Akhir 2005, Hamid Mina datang ke Bahodopi yang kala itu masih merupakan kawasan terisolir. Semula, PT BDM adalah perusahaan tambang yang hanya melakukan eksplorasi nikel.

Dalam perjalanan, PT BDM menggandeng Tsingshan Group, perusahaan swasta China yang bergerak di industri baja tahan karat dan nikel, membangun kawasan industri di sana (IMIP). Tsingshan merupakan perusahaan terbesar di dunia di bidang pengolahan nikel.

Baca juga: IMIP, Keajaiban Hilirisasi Nikel di Indonesia

Sampai dengan 2018, hanya IMIP dan Tsingshan yang beroperasi di Morowali. Setelah 2018, IMIP berhasil meyakinkan sejumlah investor China untuk berinvestasi membangun pabrik-pabrik pengolahan logam berbasis nikel.

Satu-satu per satu investor pun berdatangan. Tahun 2020 adalah titik kebangkitan industri nikel di Bahodopi seiring dengan selesainya pembangunan pabrik-pabrik pengolahan logam di sana. Bahodopi kemudian menjadi magnet baru pencari kerja di Sulawesi.

Sekarang, ada 54 pabrik logam terkait nikel yang mayoritas adalah investasi asing di dalam kawasan itu. Ada dari China, Jepang, dan Australia. Paling banyak dari China.

Masyarakat industri

Bahodopi pun sontak berubah, dari masyarakat agraris dan nelayan menjadi masyarakat industri. Orang-orang dari luar Bahodopi berbondong-bondong datang mencari kerja ke daerah ini.

Menurut Head of HRD PT IMIP Achmanto Mendatu dalam perbincangan dengan media di kawasan IMIP pekan lalu, saat ini ada sekitar 90.000 orang yang tercatat bekerja di perusahaan-perusahaan di di dalam kawasan IMIP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres soal Pengunduran Diri Kepala Otorita IKN: Saya Harap Pembangunan IKN Tetap Berjalan

Wapres soal Pengunduran Diri Kepala Otorita IKN: Saya Harap Pembangunan IKN Tetap Berjalan

Regional
Listrik di Jambi Padam, 660.000 Pelanggan Terkena Dampak

Listrik di Jambi Padam, 660.000 Pelanggan Terkena Dampak

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Sore Ini, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Barat Daya

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Sore Ini, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Barat Daya

Regional
Kades di Magelang Korupsi Dana Perbaikan Jalan Rp 786 Juta, Ditangkap di Tempat Hiburan Banjarnegara

Kades di Magelang Korupsi Dana Perbaikan Jalan Rp 786 Juta, Ditangkap di Tempat Hiburan Banjarnegara

Regional
Soal Jokowi Tak Izinkan Kaesang Maju Pilkada, Gibran: Oh Iya, Enggak Boleh Ya

Soal Jokowi Tak Izinkan Kaesang Maju Pilkada, Gibran: Oh Iya, Enggak Boleh Ya

Regional
Setelah Gerindra, Sekar Tandjung Daftar Bakal Calon Wali Kota Solo Lewat PSI

Setelah Gerindra, Sekar Tandjung Daftar Bakal Calon Wali Kota Solo Lewat PSI

Regional
Si Pakam, Monyet yang Jadi Maskot Pilkada di Palembang

Si Pakam, Monyet yang Jadi Maskot Pilkada di Palembang

Regional
Wonogiri Raih Opini WTP 9 Kali Berturut-turut, Wabup: Penyelenggaraan Pemerintahan Akuntabel

Wonogiri Raih Opini WTP 9 Kali Berturut-turut, Wabup: Penyelenggaraan Pemerintahan Akuntabel

Regional
BMKG Imbau Warga Natuna Waspadai Cuaca Ekstrem

BMKG Imbau Warga Natuna Waspadai Cuaca Ekstrem

Regional
Sudah 2 Hari Listrik Hidup Mati di Aceh, Warga Merugi

Sudah 2 Hari Listrik Hidup Mati di Aceh, Warga Merugi

Regional
Wujudkan Merdeka Belajar, Kedai Kopito Borong Berdayakan Generasi Muda Manggarai Timur Menjadi Barista

Wujudkan Merdeka Belajar, Kedai Kopito Borong Berdayakan Generasi Muda Manggarai Timur Menjadi Barista

Regional
Mahasiswa Yogyakarta yang Ditikam Saat Tidur karena Cemburu Tewas

Mahasiswa Yogyakarta yang Ditikam Saat Tidur karena Cemburu Tewas

Regional
Dua Perusahaan Swasta Akan Gantikan PT Flobamor di TN Komodo

Dua Perusahaan Swasta Akan Gantikan PT Flobamor di TN Komodo

Regional
Pengedar Narkoba Bersenjata Api Ditangkap di Riau

Pengedar Narkoba Bersenjata Api Ditangkap di Riau

Regional
Sekar Tandjung Daftar Bakal Calon Wali Kota Solo lewat Gerindra

Sekar Tandjung Daftar Bakal Calon Wali Kota Solo lewat Gerindra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com