Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Cilegon Minta Operasional Pabrik Chandra Asri Disetop akibat Bau Menyengat

Kompas.com - 20/01/2024, 17:43 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah Kota Cilegon, Banten, meminta PT Chandra Asri Pacific Tbk Ciwandan menghentikan sementara operasional pabriknya di Cilegon, Sabtu (20/1/2024).

Permintaan itu disampaikan karena bau menyengat yang ditimbulkan dari pabrik tersebut yang mengakibatkan warga Kota Cilegon di sejumlah wilayah mengalami dampak bau dan bahkan sampai ada yang dilarikan ke rumah sakit.

Diketahui gangguan ini terjadi akibat gangguan alat di pabrik Chandra Asri sehingga menimbulkan pembakaran gas di cerobong (flare stack).

Baca juga: Chandra Asri Dapat Kucuran Rp 3 Triliun dari Perusahaan Energi Thailand

"Pertama, kami meminta kepada PT Chandra Asri untuk stop terlebih dahulu, kemudian diambil sampling agar bisa segera oleh Kabid LH, dicek ke laboratorium apakah ini membahayakan atau tidak untuk masyarakat Kota Cilegon," ujar Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat meninjau langsung ke pabrik PT Chandra Asri, Kota Cilegon, Sabtu (20/1/2024).

Baca juga: Beban Pendapatan Turun, Rugi Bersih Chandra Asri Susut

Helldy juga meminta Chandra Asri untuk segera mengunjungi sejumlah warga yang terdampak akibat kejadian itu.

"Ke depan kami minta, apabila saat terjadi shutdown dan lainnya, itu harus ada pemberitahuan agar kita bisa sosialisasikan," ungkapnya.

Helldy mengatakan, petugas dari BPBD Cilegon, puskesmas, dan TNI-Polri, telah turun ke lapangan untuk membagikan masker.

Dia meminta kepada masyarakat Cilegon untuk bersabar menunggu hasil lab dari kejadian tersebut.

"Kami memohon kepada masyarakat Kota Cilegon untuk bersabar terlebih dahulu. Ini sudah ditangani, mudah-mudahan ada jalan keluarnya. Kalau nanti sore ada hasil lab-nya, itu harus diberitahu kepada masyarakat bahwa memang ini tidak bahaya," ujar dia.

Penyebab bau menyengat

Corporate Shared Value Department Manager PT Chandra Asri Pacific Tbk, Wawan Mulyana, menjelaskan kejadian ini bukanlah diakibatkan dari kebocoran gas seperti informasi yang beredar, tapi aktivitas ini merupakan flaring.

"Pada hari Sabtu, 20 Januari 2024, pabrik Chandra Asri Group di Ciwandan, Anyer, mengalami gangguan pada alat yang mengharuskan perusahaan melakukan pembakaran di cerobong (flaring). Kami melakukannya sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan karyawan serta masyarakat sekitar," katanya, dikutip dari Antara.

Pihaknya bersyukur bahwa flaring segera dapat dihentikan dan kendala berhasil ditangani serta dampaknya diminimalisasi dengan baik. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Chandra Asri juga akan mendirikan layanan kesehatan bagi masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akibat aktivitas ini.

"Kami mengimbau bagi warga yang mengalami kendala kesehatan agar segera memeriksakan diri. Keselamatan dan kesehatan karyawan serta masyarakat sekitar menjadi prioritas kami," ujar Wawan.

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut. Kami juga secara aktif melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memprioritaskan keamanan dan keselamatan baik karyawan maupun masyarakat sekitar," kata Wawan menambahkan.

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com