"Mereka langsung membacok kepala adek saya pakai pedang dan golok. Berulang-ulang. Jadi tangannya melindungi bagian kepala sehingga jarinya putus," beber Erna.
Menurut Erna, biaya pengobatan Resi ditanggung secara mandiri. Klaim yang diajukan kepada BPJS Kesehatan dtolak lantaran kejadian tersebut termasuk kasus kriminal.
"Kami berencana datang ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), mau minta keadilan," ujar Erna.
Erna berharap para pelaku penganiayaan segera ditangkap polisi. Sehingga warga tidak merasa resah.
"Kami sudah sampaikan ke polisi, ada dua versi ceritanya. Kalau dari Adek saya, mereka itu usai beli mie hendak pulang, kemudian diserang."
"Sementara temannya Evan mengatakan kalau mereka sempat mengejar jambret, kejadiannya itu setengah empat pagi," ungkap Erna.
Baca juga: Ada Potensi Defisit Keuangan 2024, Akankah Iuran BPJS Kesehatan Naik?
Selain keterangan saksi, sambung Erna, juga ada rekaman kamera pemantau (CCTV) saat kejadian itu.
Dalam rekaman tersebut terlihat Resi yang berusaha lari hendak memanjat pagar, namun gagal. Akhirnya korban diserang menggunakan senjata tajam.
Kasat Reserse Kriminal Polresta Pangkalpinang Kompol Every Susanto mengatakan, dugaan tindak pidana pengeroyokan tersebut sedang dalam penyelidikan.
Polisi telah menghimpun keterangan saksi, termasuk rekaman CCTV. Motif kejadian belum bisa dipastikan apakah karena dendam atau hanya spontanitas.
"Kami sudah kumpulkan bukti-bukti dan olah tempat kejadian perkara," ujar Every.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.