KOMPAS.com - Kota Solo memiliki maskot yang bernama Rajamala sebagai identitas yang menggambarkan filosofi dan membawa gambaran visi kota ini.
Sosok Rajamala sebelumnya telah dikenal warga Kota Solo karena karena muncul dalam sejarah Keraton Kasunanan Surakarta.
Baca juga: Kisah Jalan Dr. Radjiman, Jalan Tertua di Kota Solo
Desain maskot Rajamala ini merupakan hasil karya A. Bambang Marsantriantoro asal Sleman, pemenang lomba yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta pada bulan November 2022.
Adapun penggantian maskot Kota Solo menjadi Rajamala dilakukan pada 8 Desember 2022.
Baca juga: Grebeg Sudiro, Kemeriahan Tradisi Perayaan Imlek Khas Kota Solo
Dilansir dari laman Diskominfo FP Kota Surakarta, Rajamala adalah tokoh pewayangan yang berasal dari negara Wirotho.
Diceritakan bahwa Rajamala menjadi putra angkat Resi Palasara dari padepokan Restawu dengan Dewi Durgandini (Setyawati).
Dewi Durgandini sendiri adalah putri Prabu Basukesti yang merupakan raja negara Wirotho.
Baca juga: Sejarah Pasar Klewer yang Dahulu Bernama Pasar Slompretan
Rajamala dalam kisah pewayangan digambarkan sebagai sosok setengah manusia dan setengah raksasa, berwarna merah dengan wajah menyeramkan.
Matanya Rajamala terlihat melotot, memiliki taring yang tajam, dan juga berkumis tebal.
Rajamala juga diceritakan memiliki kekuatan tiada tanding, dengan kesaktian yang mampu menolak bala atau aura negatif.
Sebagai maskot Kota Solo, Rajamala divisualisasikan dalam bentuk yang ramah layaknya karakter warga Solo yang ramah, lemah lembut, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.
Maskot Rajamala juga tetap merepresentasikan sosok dalam cerita pewayangan, dengan segala keberanian dan kesaktiannya.
Maskot Rajamala didesain dengan memakai baju ala dunia pewayangan dan juga memakai kostum modern yang mencolok, modis, dan kekinian.
Filosofinya adalah agar maskot Rajamala dapat beriringan dengan visi Kota Solo sebagai kota budaya yang modern, gesit, tangguh, kreatif, dan sejahtera.
Salah satu alasan Rajamala dipilih menjadi maskot adalah sebagai salah satu upaya Pemerintah Kota Solo dalam melestarikan Rajamala.
Selain itu, Pemerintah Kota Solo juga ingin memajukan peran maskot Rajamala untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemilihan maskot ini juga mempertegas keberadaan Rajamala sebagai salah satu kekayaan intelektual yang mengekspresikan budaya tradisional Surakarta.
Tujuannya adalah agar sosok Rajamala dapat dilestarikan dan bisa membawa manfaat positif bagi masyarakat.
Seperti diketahui, sosok Rajamala dalam sejarah Kasunanan Surakarta digunakan sebagai canthik atau cucuk perahu yang diberi nama Kyai Rajamala.
Perahu Kyai Rajamala dibuat pada abad ke-18 oleh putra Sri Susuhunan Paku Buwono IV, Raden Mas Sugandhi, yang saat itu berkedudukan sebagai putra mahkota.
Pada awalnya perahu Kyai Rajamala akan difungsikan sebagai alat transportasi air bagi permaisuri Paku Buwono IV jika ingin pulang ke Madura.
Namun, kemudian perahu Kyai Rajamala tersebut hanya dipakai hilir mudik Solo-Gresik.
Perahu ini digunakan sebagai kapal dinas Keraton Kasunanan Surakarta sampai masa pemerintahan Paku Buwono VII.
Hingga pada masa pemerintahan Paku Buwono VII, dibuatlah duplikat perahu Kyai Rajamala untuk disimpan di Keraton.
Saat ini, benda pusaka canthik perahu Kyai Rajamala disimpan di Museum Radya Pustaka dan Museum Keraton Surakarta Hadiningrat.
Sumber:
surakarta.go.id
surakarta.go.id
pariwisatasolo.surakarta.go.id