Hal yang sama juga dirasakan warga wilayah agraris di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa. Debit air sumur semakin sedikit tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Tahun ini terlalu panas. Air sumur saya kering, tak ada sama sekali. Terpaksa mandi dan mencuci ke sungai,” kata Saleha (64).
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Saleha meminta dari tetangga yang sumurnya masih ada air. Ia mengambil 1-2 ember air.
“Sumur saya perlu diperdalam lagi. Tapi sekarang belum ada uang terpaksa begini dulu,” ceritanya.
Sementara, warga Dusun Ai Beta, Desa Kerato, Kecamatan Unter Iwis harus menempuh jarak 13 kilometer untuk menuju sumber air karena sumur mengering saat musim kemarau. Mereka berbekal jerigen.
Baca juga: Dampak Kemarau Panjang, 11 Kecamatan dan 21 Desa di Trenggalek Krisis Air Bersih
Setiap pekan setidaknya warga Ai Beta harus tiga kali bolak-balik menempuh jarak cukup jauh ke sungai demi mendapatkan air yang mereka butuhkan untuk keperluan sehari-hari.
Dengan metode pipaisasi yang mulai dibangun pada Agustus 2023 ini, air bersih dari sungai bisa dialirkan menuju lokasi yang lebih dekat dengan perumahan warga.
Kini warga cukup berjalan 500 meter saja untuk bisa mendapatkan air bersih.
"Dulu saya harus jalan 13 Km ke sungai untuk dapat air bersih saat musim kemarau, sekarang tinggal jalan 500 meter saja tapi masalah kesulitan air selalu kami rasakan setiap tahun,” kata Heri (29).
Pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa dan Yayasan Plan International Indonesia bersama- sama membangun manajemen pengelolaan sumber daya air terpadu (PSDAT) untuk mencari solusi bagi masyarakat yang kesulitan air bersih.
“Sebab di beberapa wilayah di Kabupaten Sumbawa, air bersih menjadi sesuatu yang mahal dan cukup sulit untuk diperoleh,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa Varian Bintoro, Kamis (14/12/2023).
Hal tersebut tidak lepas dari kondisi perubahan iklim. Selain itu, lokasi tempat tinggal beberapa warga masyarakat cukup jauh dari sumber air.
Baca juga: Derita Warga Kiaracondong Krisis Air Bersih, PDAM Juga Tidak Mengalir
Misalnya warga di daerah pesisir maupun pegunungan yang tidak memiliki sungai atau di wilayah- wilayah yang kering karena kontur tanah yang tidak begitu subur.
“Masalah air bisa terjadi dari hulu ke hilir. Namun kondisi hulu mengalami kerusakan."
"Kerusakan lingkungan kita lebih besar karena deforestasi, illegal logging, sehingga melalui PSDAT diharapkan bisa ada masukkan dan rekomendasi kebijakan terkait solusi ke depan,” kata Varian.