Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Ekowisata Hiu Paus di Teluk Saleh Pulau Sumbawa

Kompas.com - 14/12/2023, 08:36 WIB
Susi Gustiana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teluk Saleh Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki potensi wisata nan mempesona.

Para wisatawan bisa bercengkrama dengan hiu paus di kawasan biosfer dunia Teluk Saleh Desa Labuhan Jambu.

Namun itu hanya bisa terjadi pada sekitar pukul enam pagi. Sebab, pada jam tersebut whale shark alias rhincodon typus dalam bahasa latin, muncul.

Ikan yang oleh masyarakat Sumbawa disebut pakek torok (hiu tuli) muncul pada pagi hari ke atas permukaan air laut untuk mencari makanan berupa plankton (ikan kecil) yang tersebar di sekitar bagang nelayan.

Demikian penuturan Wahyu Roberto yang merupakan operator pemandu wisata lokal.

Baca juga: Habitat Hiu Paus di Sumbawa Terancam Rusak, Pemprov NTB Terbitkan Pergub

“Perjalanan perahu menuju tengah laut dimulai pukul 04.00 pagi." 

"Targetnya sebelum pukul 6.00 pagi, kita sudah tiba di bagang nelayan sembari menunggu kemunculan hiu paus mencari makan,” ujar Wahyu Roberto pada Rabu (13/12/2023).

Bagan atau bagang (dalam bahasa Sumbawa) merupakan salah satu alat tangkap perikanan terbesar di Desa Labuhan Jambu. Panjangnya mencapai 9-10 meter persegi.

Selama ini bagan memiliki peranan penting pada kegiatan pengamatan dan konservasi hiu paus.

Masyarakat setempat percaya bahwa bagan yang muncul hiu paus akan membawa keberuntungan pada hari itu.

“Saat jaring pada bagang nelayan diputar maka sisa ikan-ikan kecil dapat memancing kemunculan hiu paus secara alamiah,” ujar Wahyu bercerita.

Salah satu yang unik adalah cara memanggil hiu paus. Hanya dengan mengetuk perahu atau bagang nelayan.

“Ketika hiu paus muncul ke permukaan, banyak wisatawan langsung merasa jatuh cinta pada pandangan pertama,” klaim Wahyu.

Baca juga: Hiu Paus Mati Mengenaskan Tanpa Ekor, Terdampar di Pantai Wisata Kulon Progo

Atraksi ikan raksasa ini, sambungnya, sangat memikat hati. Wisatawan bisa menikmati dengan berenang dan menyelam bersama hiu paus.

Jika tak ingin terkena air, maka pengunjung juga bisa melihat dari atas perahu atau bagang nelayan.

"Ukuran badan hiu paus itu bisa 15-20 meter dan beratnya hingga 15 ton. Wisatawan yang pertama kali jumpa pasti takjub," ujar Wahyu.

Musim kemarau adalah waktu terbaik mengunjungi destinasi tersebut.

Namun bisa juga dilakukan saat musim hujan. Pasalnya, hewan mamalia karismatik ini menetap sepanjang tahun di Teluk Saleh.

Teluk saleh memiliki luas kawasan perairan sekitar 1.459 km2, berbatasan dengan laut Flores dipisahkan oleh Pulau Moyo dan Gunung Tambora.

“Adakalanya hiu paus migrasi, namun selalu kembali lagi ke Teluk Saleh,” ujarnya.

Hal itu diketahui dari pergerakan citra satelit yang dipasang pada sirip hiu paus (tagging).

Dari 110 ekor populasi yang terdata oleh Konservasi Indonesia pada 2022, rata-rata usia ikan tersebut masih remaja.

Momen berenang bersama hiu paus di Teluk Saleh Desa Labuhan Jambu Wahyu Roberto operator lokal wisata Hiu Paus Momen berenang bersama hiu paus di Teluk Saleh Desa Labuhan Jambu

Perjalanan menuju destinasi

Perjalanan menuju Pulau Sumbawa bisa ditempuh melalui jalur darat dan udara.

Jika jalur udara, pesanlah penerbangan menuju Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III yang terletak di Sumbawa Besar dengan kode penerbangan SWQ. Selain itu, bisa juga memesan tiket ke Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Kota Bima.

Jika via darat dari Pulau Lombok, bisa dilakukan dengan menyeberang menggunakan kapal Ferry dari Pelabuhan Kayangan Lombok Timur menuju Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat.

Setelah itu, lanjut perjalanan darat dari Pelabuhan Poto Tano menuju Sumbawa Besar dengan waktu tempuh sekitar dua jam menggunakan kendaraan bermotor.

Jika menggunakan pesawat, maka tak perlu khawatir karena letaknya berada di tengah pusat kota Sumbawa.

Baca juga: Lagi, Hiu Paus Ditemukan Mati di Pantai Jembrana Bali

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Labuan Jambu sekitar 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

Apabila pengunjung memilih melalui bandara Muhammad Salahuddin Kota Bima jaraknya ke destinasi hiu paus sekitar tiga sampai empat jam. Melewati Kabupaten Bima dan Dompu.

Desa Labuan Jambu terletak di Kecamatan Tarano di ujung timur berbatasan dengan Kabupaten Dompu. Desa pesisir ini mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.

Setibanya di Desa Labuan Jambu, wisatawan bisa bermalam terlebih dahulu di salah satu homestay atau menginap di rumah warga.

Ada biaya yang harus dikeluarkan jika bermalam di rumah warga sebesar Rp 100.000 per malam.

Opsi lain bisa dilakukan dengan menginap di bagang nelayan sehingga pada pagi hari langsung menikmati kemunculan hiu paus.

Sembari menunggu atraksi hewan langkah tersebut, pengunjung juga bisa melihat matahari terbit menambah keindahan pemandangan di Teluk Saleh.

Baca juga: Terjebak Jaring Nelayan hingga Terdampar, Hiu Paus Dua Ton Mati di Perairan Jepara

Promosi lewat medsos

Wahyu, pengelola jasa trip Amazing Sumbawa, menggunakan media sosial (medsos) sebagai salah satu strategi promosi.

Ia sudah melakukan promosi digital sejak ekowisata hiu paus dibuka pemerintah dan konservasi Indonesia pada 2017.

Selain itu, ia juga pernah mengikuti expo di Jakarta pada 2019 agar ekowisata hiu paus di Teluk Saleh dikenal wisatawan.

“Ikut expo waktu itu nekat aja biaya sendiri. Dari situ saya bisa berjejaring di tingkat nasional,“ kata Wahyu.

Menurutnya, promosi melalui media sosial lebih efektif. Akun medsos membantu Wahyu membangun kepercayaan para wisatawan kepada pelaku wisata.

Pengalaman berwisata yang menyenangkan tentu akan diceritakan kembali kepada rekan maupun keluarganya.

“Promosi dari mulut ke mulut wisatawan lebih efektif tanpa biaya promosi,” kata Wahyu.

Ada juga itenerary paket ekowisata bagi wisatawan mancanegara maupun domestik selama dua hari.

Baca juga: Sampah Plastik Dalam Perut Hiu Paus Terdampar

Pada hari pertama, wisatawan akan melakukan Villages Tour di Desa Labuhan Jambu.

Wisatawan berinteraksi dengan masyarakat setempat sambil melihat aktivitas serta lokasi penjemuran ikan, menikmati kelapa muda di kebun milik warga di pinggir pantai dan melihat sunset dengan view laut dan gunung tambora.

Selain itu, bisa juga berswafoto di tugu hiu paus. Di sepanjang pantai Labuhan Jambu tersedia pula beragam kuliner dari olahan hasil laut, bisa dinikmati seraya menunggu matahari terbit.

Pada hari kedua, wisatawan diajak turun ke laut untuk berinteraksi dengan hiu paus lalu ditutup dengan island hopping, membawa tamu berkeliling di pulau-pulau kecil di Teluk Saleh.

"Tarif paket tur mulai dari Rp 3 juta sampai Rp 9 juta sesuai fasilitas paket wisata yang dipilih dengan kapasitas maksimal 6 orang wisatawan dalam satu grup," katanya.

Ia mengakui tarif tur dari masing-masing operator berbeda. Ia juga memisahkan tarif privat dan grup.

Ada peraturan desa dalam pengelolaan ekowisata ini bahwa batas pengunjung di bagan nelayan untuk melihat hiu paus maksimal 6 orang, tetapi sekarang ini pada satu bagan bisa mencapai 10 orang pengunjung.

Tarif untuk menikmati Wisata Hiu Paus Sumbawa ini terbilang cukup mahal membuat wisatawan lebih memilih paket dalam grup besar untuk menghemat biaya.

“Iya banyak yang pilih paket grup begitu untuk hemat biaya. Tapi di sisi lain dilema juga saya karena habitat hiu paus jadi terancam jika jumlah wisatawan tak terkendali,” ujar Wahyu.

Adapun budgeting dalam paket wisata hiu paus antara lain: 

Baca juga: 3 Ekor Hiu Paus Mati Terdampar di Sekitar Jembatan Suramadu

Akomodasi di rumah warga Rp 100.000 per orang di luar makan. Wisatawan bisa mencari makanan di warung sekitar Desa Labuan Jambu dengan kisaran harga Rp 20.000 per sekali makan.

Sewa perahu nelayan tradisional menuju Kawasan Teluk Saleh berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 750.000 tergantung jauh dekatnya lokasi bagan.

Fee pemilik bagan dan kru bagan sebesar Rp 1.550.000 per bagan. Itu sudah termasuk umpan udang kecil agar hiu paus betah berlama-lama di bagan tersebut.

Biaya konservasi sebesar Rp 50.000 per orang. Entrance fee sebesar Rp 50.000 per orang di mana Rp 20.000 masuk ke kas desa dan Rp 30.000 masuk ke kas BUMDes.

Fee guide lokal mulai dari Rp 250.000 - Rp 500.000.

Biaya-biaya di atas belum termasuk transportasi saat menuju Desa Labuhan Jambu jalur darat, laut, maupun udara.

Habitat hiu paus terancam

Meningkatnya jumlah wisatawan bak pisau bemata dua. Di satu sisi menguntungkan tetapi di sisi lain bisa berdampak negatif bagi ikan.

Sebab, meningkatnya jumlah wisatawan mengancam keberlangsungan hidup hiu paus. Ketika hewan mamalia ini tidak nyaman tentu akan migrasi dari Teluk Saleh ke wilayah lain yang lebih aman.

Bagi raksasa laut seperti hiu paus, Teluk Saleh seperti surga karena kaya dengan keanekaragaman hayati antara lain aneka jenis ikan, terumbu karang, mangrove dan padang lamun.

Menemukan hiu paus sekarang ini jauh lebih sulit dibandingkan dulu.

Baca juga: Penyelam Gorontalo Angkat 2 Karung Sampah dari Dalam Laut Obyek Wisata Hiu Paus

“Kadang kita gantian dengan perahu lain karena hiu paus yang muncul ke permukaan hanya pada satu sampai empat bagang nelayan. Sementara pengunjung sedang banyak,” ungkap Wahyu.

Menurutnya, jumlah bagang nelayan mendekati 100 buah tetapi tidak semuanya ada muncul hiu paus.

Pengunjung yang mengantre ini kadang tidak tahan juga jika gagal trip karena susah dapat momen bertemu hiu paus.

Oleh sebab itu, diputuskan berenang bersama dalam jumlah banyak bisa sampai 30 orang. Namun hal tersebut menyalahi aturan.

“Hewan ini kalau kenyang pergi dan tidak muncul lagi ke permukaan. Jadi kita kehilangan momen," ujar Wahyu.

"Sementara kami operator wajib pertemukan wisatawan dengan hewan langka baru dapat bayaran jasa. Kemunculan hiu paus terpanjang yang saya pernah catat sepanjang trip sampai pukul 11.00 Wita dan terpendek itu pukul 08.00 Wita,” jelas Wahyu.

Durasi waktu kemunculan hiu paus itu menyebabkan operator was-was. Pasalnya tugas utama operator lokal mempertemukan wisatawan dengan hiu paus.

Menurutnya, dua hal utama yang mesti dilakukan dalam manajemen ekowisata hiu paus yaitu kegiatan konservasi dan penguatan kapasitas sumber daya manusia.

Baca juga: Kehadiran Hiu Paus Dorong Pemprov Gorontalo Gelar International Whale Shark Day Festival

Oleh karena itu, hal pertama yang dilakukan pemerintah dan Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) sebelum membuka kran ekowisata hiu paus pada 2018 adalah pemberdayaan masyarakat.

“Ekowisata hiu paus Desa Labuhan Jambu berbasis masyarakat dan merupakan yang pertama di Indonesia,” katanya.

Pelatihan penguatan kapasitas diperlukan agar semua pihak memiliki mindset yang sama untuk menjamin keberlanjutan konservasi di Teluk Saleh.

"Kami dapat pelatihan dulu. Semua operator lokal terdata di desa dan dapat semacam pelatihan tentang upaya konservasi,” sebut Wahyu.

Namun, sekarang ini setelah destinasi mulai dikenal, jumlah operator semakin banyak, tetapi sayangnya tidak memahami standar operasional prosedur konservasi hiu paus.

“Operator tidak hanya dari pemuda desa Labuhan Jambu yang terlatih, tetapi ada dari Sumbawa maupun luar daerah,” ucapnya.

Semua orang diberikan kesempatan sebenarnya menjadi operator. Faktanya sekarang ini income yang dikejar bukan lagi konservasi.

Baca juga: Terdampar di Perairan Flores Timur, Hiu Paus Sepanjang 4,7 Meter Ditarik Kapal Nelayan ke Laut

“Belum ada sanksi dan pengawasan sehingga banyak pelanggaran dalam pengelolaan ekowisata. Banyak konflik kepentingan juga sekarang ini,” paparnya.

Lebih jauh, ada pula rute kapal trip dari gili Trawangan maupun dari pelabuhan bangsal Senggigi Lombok menuju Labuhan Bajo yang singgah dulu melihat hiu paus di Labuhan Jambu.

Trip ini bekerja sama juga dengan operator lokal tetapi jumlah wisatawan yang ada dalam kapal cukup banyak dari 30-50 orang.

“Jumlah wisatawan yang banyak itu dalam sekali trip dapat membuat hiu paus tidak nyaman dan tak sesuai protokol konservasi hewan yang dilindungi,” sebutnya.

Tidak ada reservasi di desa karena langsung dikelola oleh operator guide wisata masing-masing. Sementara desa hanya terima retribusi per perahu atau kapal sebesar Rp 100.000.

“Kalau kapal wisata dari luar tidak lapor ke desa dulu, karena di tengah laut tempat bagan nelayan tak ada sinyal,” cerita Wahyu.

Ia mengusulkan agar diberlakukan one gate sistem atau satu pintu masuk dalam pengelolaan ekowisata hiu paus.

Tujuannya agar semua pihak memiliki protokol dan menjaga keberlanjutan konservasi dan perlindungan habitat hiu paus.

Baca juga: Aktivitasnya Berenang bersama Hiu Paus Menuai Sorotan, Ini Tanggapan Bupati Kaimana

Ia mencoba membandingkan dengan Cendrawasih Papua Barat. Bagaimana destinasi itu bisa menekan jumlah pengunjung karena biaya yang cukup mahal.

Dengan demikian, banyak yang memilih ke Teluk Saleh di Labuhan Jambu yang relatif lebih mudah untuk bisa berinteraksi dengan hiu paus.

Ke depan, ekowisata hiu paus diharapkan memiliki standar sertifikasi operator wisata agar pemahaman terkait konservasi sama.

BLUD Hiu Paus

Kepala Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Suhardi mengatakan edukasi dan sosialisasi konservasi hiu paus kembali diperkuat.

Hal itu terkait dampak setelah ekowisata diminati wisatawan sehingga mengancam habitat hewan yang dilindungi negara.

Ekowisata hiu paus merupakan ikhtiar dalam mendorong pariwisata di NTB khususnya Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu destinasi prioritas nasional.

Saat ini diperkirakan kunjungan ke teluk saleh untuk mendapatkan momen berenang bersama spesies karismatik ini meningkat secara signifikan. Sebanding dengan potensi pendapatan ekonomi yang bisa diraup.

“Kami sudah sosialisasi tentang konservasi hiu paus kepada masyarakat dan stakeholders seperti pelaku usaha dan operator wisata,” kata Suhardi saat dikonfirmasi melalui telepon Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Hampir Sebulan Kawanan Hiu Paus Tutul Muncul di Perairan Dangkal Baubau, Diduga karena Ini

Ia masih menunggu Pergub tata kelola perlindungan hiu paus teluk saleh diimplementasi pada awal 2024.

“Nanti akan ada badan layanan umum daerah untuk pengelolaan ekowisata hiu paus,” sebutnya.

Ia pernah menyampaikan aspirasi bersama dengan perwakilan operator pariwisata Hiu Paus di Labuhan Jambu saat mengunjungi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTB dalam rangka menyampaikan usulan sebelum ditetapkannya Pergub Tata Kelola Hiu Paus di Teluk Saleh.

Kepala DKP NTB, Muslim mengatakan skema yang diusulkan dalam klausul Pergub Tata Kelola Hiu Paus mempertimbangkan kajian ilmiah yang telah dilakukan serta disesuaikan dengan kondisi real di lapangan.

Saat implementasinya nanti diatur lebih lanjut melalui Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Targetnya awal Januari 2024 Pergub bisa dilaksanakan dan ada aturan turunan,” kata Muslim.

Langkah selanjutnya berfokus pada tata cara dan tata kelola yang akan diatur oleh otoritas pelayan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Potensi hiu paus di NTB telah memberikan dampak positif pada pendapatan daerah serta berperan dalam industri wisata yang mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Baca juga: Hiu Paus Mati di Pantai Salido Sumbar, BPSPL: Hampir Tiap Tahun Terjadi sejak 2015

Kajian dan konsultasi publik telah berhasil menghimpun beragam masukan, termasuk perbandingan dengan kawasan lain yang telah mengembangkan pengelolaan hiu paus.

Skenario modifikasi wisata hiu paus dan strategi pengawasan serta pengelolaan sistem pemanfaatan wisata ini di Teluk Saleh.

Selain fokus pada pelayanan, perhatian juga diberikan pada upaya menjaga sumber daya laut.

Hiu paus di Teluk Saleh dapat ditemukan kehadirannya sepanjang tahun. Bahkan, 40 persen dari struktur populasinya didominasi hiu paus muda.

Populasi hiu paus di Teluk Saleh, teridentifikasi sebagai populasi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah 110 individu pada 2022 setelah Cendrawasih di Papua Barat.

Studi yang dilakukan Konservasi Indonesia tentang populasi hiu paus di daerah ini, mengungkapkan Teluk Saleh merupakan habitat penting untuk siklus hidup hiu paus, termasuk mencari makan, pengasuhan bagi hiu paus remaja, jalur migrasi, dan lokasi agregasi sepanjang tahun.

Teluk Saleh memiliki perikanan bagan yang memungkinkan adanya interaksi antara hiu paus dan manusia. Wilayah konservasi ini perlu dijaga demi keberlangsungan hiu paus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com