Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Hari HAM di Manokwari Diwarnai Bentrok Massa dan Polisi, 2 Orang Ditangkap

Kompas.com - 11/12/2023, 13:36 WIB
Mohamad Adlu Raharusun,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MANOKWARI, KOMPAS.com - Aksi peringatan Hari Hak Asasi Manusia HAM di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, diwarnai bentrok antara polisi dan massa di Kelurahan Amban, Senin (11/12/2023).

Aksi berlangsung sejak pukul 08.00 WIT di jalan utama kawasan kelurahan Amban Manokwari.

Bentrok berawal dari polisi mengeluarkan tembakan gas air mata ke arah massa yang bertahan melakukan orasi di tengah jalan utama.

Dua orang dari kelompok massa diamankan kepolisian Kota Manokwari, yakni Manuel Mirin dan Noak Miagoni. Massa juga mengklaim sekitar lima orang dipukuli polisi dengan karet mati.

Baca juga: KPU Manokwari Ingatkan Caleg dan Parpol Jaga Kedamaian di Masa Kampanye

Sedangkan Kapolresta Manokwari menyebut dua anggotanya terkena lemparan batu dari massa.

Polisi coba melakukan negosiasi tetapi buntu karena massa ingin menuju kantor DPRD Papua Barat dan kantor Hukum dan HAM Papua Barat.

Kapolresta Manokwari Kombes Pol Rivadin Benny Simangunsong mengatakan, 150 personel yang terdiri dari Sabhara Polresta dan Brimob dengan kendaraan meriam air (water canon) dan kendaraan taktis.

"Ada tiga titik aksi massa yakni di Amban, di pertigaan Amban digelar mahasiswa, di dekat Unipa merupakan kelompok afiliasi campuran, dan di depan Unipa juga merupakan massa dari kelompok organisasi mahasiswa," katanya

Kapolresta mengingatkan bahwa setiap orang yang mengganggu ketertiban umum serta merusak fasilitas umum akan dipidana dengan penjara 9 tahun.

"Sudah kami sampaikan tetapi tadi tetap bersitegang, apa boleh buat karena dilempar anggota saya, kami juga tidak tinggal diam. Kami dari tadi bertahan, terpaksa kami lakukan tindakan terukur," jelas Kapolresta.

Disinggung soal permintaan massa agar kepolisian membebaskan dua orang temannya, Kapolresta mengatakan hal itu bisa dilakukan namun massa harus mematuhi aturan.

"Yang penting mereka mengikuti arahan kita, kalau misalnya mereka mengancam saya nggak takut lah, saya kan di sini mewakili negara," ucap Rivadin.

"Kalau memang dia mau meminta itu, ya ikut juga dengan ketentuan bagaimana cara melakukan demonstrasi, tidak ada masalah. Kita nanti akan suruh buat pernyataan," tegas Kombes Pol Rivadin Benny.

Tuntutan demonstran

Massa dalam orasinya meminta agar negara bertanggung jawab menyelesaikan pelanggaran HAM di Tanah Papua, seperti kasus dugaan pelanggaran HAM Wasior (2001), Kasus Wamena Berdarah (2004) dan Biak Berdarah hingga mutilasi 4 warga Nduga di Mimika, serta kasus pembunuhan perempuan Papua di Kabupaten Yahukimo.

"Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi di kantor Hukum dan HAM serta DPR Papua Barat," kata Yunus Aliknoe, kordinator aksi.

"Tuntutan hari HAM itu kebebasan merupakan hal yang paling utama, maka penentuan nasib sendiri harus dilakukan di tanah Papua," tegas Aliknoe.

Selain itu massa juga meminta negara membebaskan tahanan politik Ketua KNPB Agus Kosai dan Sekertaris Jenderal KNPB Numbay Benny Murib," katanya.

Baca juga: Perisai Prabowo bersama Warga Gelar Panen Raya di Distrik Oransbari Manokwari Selatan Papua Barat

Massa masih bertahan di dekat gerbang utama kampus Unipa menanti polisi membebaskan dua teman dan mengeluarkan motor milik mereka.

Akibat dari aksi tersebut, arus lalu lintas di kawasan Amban menuju kampus Unipa sejak pukul 8 pagi hingga kini masih dialihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com