Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Merapi Masih Siaga, Warga Diimbau Tak Beraktivitas di Daerah Bahaya

Kompas.com - 10/12/2023, 13:29 WIB
Wijaya Kusuma,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Berdasarkan pengamatan deformasi dengan menggunakan metode Elektronic Distance Measurement (EDM), terjadi deformasi dalam tren inflasi dengan laju yang cenderung menurun. 

Volume dua kubah lava Gunung Merapi tercatat untuk kubah barat sebesar 3.348.600 meter kubik. Sedangkan volume kubah tengah sebesar 2.358.000 meter kubik. 

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Masyarakat Diminta Antisipasi Gangguan Abu Vulkanik

Berdasarkan data-data hasil pengamatan, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan Siaga. 

Potensi bahaya saat ini berupa guguran  lava dan awan panas pada sektor selatan barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh  maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak,  Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada  sektor tenggara meliputi Sungai Woro  sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol  5 km. Sedangkan lontaran material  vulkanik bila terjadi letusan eksplosif  dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. 

"Data pemantuan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam potensi daerah bahaya," tegasnya. 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekomendasikan Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi, seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi. 

"Masyarakat agar tidak melakukan  kegiatan apapun di daerah potensi  bahaya. Masyarakat agar mewaspadai  bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar  Gunung Merapi. Masyarakat agar  mengantisipasi gangguan akibat abu  vulkanik dari erupsi Gunung Merapi," tandasnya. 

512 kali awan panas guguran 

Kapala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan sejak 4 Januari 2021 Gunung Merapi memasuki masa erupsi efusif dengan tipe erupsi "Tipe Merapi" 

Erupsi Tipe Merapi dicirikan dengan terbentuknya kubah lava di puncak. Ketika kubah lava tidak stabil maka akan longsor atau gugur membentuk awan panas guguran (APG). 

Baca juga: Senin Sore, Gunung Merapi Empat Kali Keluarkan Awan Panas Guguran

Gunung Merapi saat ini memiliki dua kubah lava yang aktif yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. 

"Sejak memasuki masa erupsi efusif, tercatat sebanyak 512 kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi," ujar Kapala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso. 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat jarak luncur maksimum awan panas guguran sejauh 5.000 meter ke arah Sungai Gendol yang terjadi pada tanggal 9-10 Maret 2022. 

Aktivitas awan panas guguran dominan terjadi di sisi barat daya (Sungai Bebeng dan Krasak) yaitu sebanyak 393 kejadian. Sisi tenggara (Sungai Gendol) sebanyak 65 kejadian, dan sisi selatan (Sungai Boyong) sebanyak 54 kejadian. 

"Selama periode erupsi ini, telah terjadi 7 kali peningkatan intensitas erupsi dengan peningkatan erupsi terakhir pada tanggal 11 Maret 2023," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com