Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Merapi Masih Siaga, Warga Diimbau Tak Beraktivitas di Daerah Bahaya

Kompas.com - 10/12/2023, 13:29 WIB
Wijaya Kusuma,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status aktivitas Gunung Merapi dalam tingkat siaga. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya. 

"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," ujar Kapala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/12/2023). 

Di dalam laporan perkembangan aktivitas Gunung Merapi hingga 9 Desember 2023 pukul 12.00 WIB, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat pada tanggal 27 November 2023, 1 Desember 2023 dan 4 Desember 2023 terjadi awan panas guguran yang didahului oleh kejadian hujan baik di puncak maupun lereng di sisi barat daya.

Baca juga: 10 Desa di Magelang Terdampak Semburan Awan Panas Gunung Merapi

 

Pada 8 Desember 2023 pukul 13.11 WIB terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi pada sektor selatan-barat daya. 

"Informasi kejadian hujan dan kewaspadaan terhadap lahar dan awan panas guguran disampaikan kepada masyarakat dan stakeholder melalui media sosial dan grup WhatsApp," ucapnya. 

Rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi pada 8 Desember 2023 terekam pukul 14.46 WIB. Rentetan awan panas guguran ini tercatat sebanyak 8 kali dengan durasi maksimum 78 detik dan amplitudo maksimum 78 mm. 

Saat kejadian awan panas guguran tersebut, visual puncak Gunung Merapi berkabut, sehingga kolom asap tidak teramati.

Jarak luncur maksimum diperkirakan sejauh 3.500 meter ke arah barat daya (Sungai Bebeng-Krasak). 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kemudian melakukan validasi jarak luncur awan panas guguran dengan menggunakan drone. 

"Hasil validasi data drone tanggal 9 Desember 2023, jarak luncur awan panas guguran mencapai 3.800 meter ke arah Sungai Bebeng-Krasak," tuturnya. 

Kejadian awan panas guguran pada 8 Desember 2023 menyebabkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah. 

Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di Boyolali dan Magelang. Di Boyolali hujan abu terjadi di Desa Klakah, Tlogolele, Selo dan Jrakah. Kemudian di Magelang hujan abu tipis terjadi di Desa Dukun, Mangunsuko, Krinjing, Sengi, Paten, Sewukan, Banyudono, Sumber, Krongowanan dan Gantang. 

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Tiga Desa di Boyolali Dilanda Hujan Abu

Agus Budi mengungkapkan, aktivitas kegempaan di Gunung Merapi didominasi gempa multifase (MP) dan gempa guguran (RF). 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sejak Agustus 2023, gempa multifase terekam sebanyak rata-rata 188 kejadian per hari. Gempa volkano dangkal (VB) 5 kejadian perhari dan gempa guguran 129 kali per hari. 

"Pasca-kejadian awan panas guguran tanggal 4 Desember 2023 terjadi kenaikan jumlah gempa VB (volkano dangkal) 5 kejadian perhari. Gempa RF (gempa guguran) 161 kejadian per hari. Sedangkan gempa MP (gempa multifase) mengalami penurunan menjadi 45 kejadian per hari," bebernya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com