Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penyanderaan Pilot Susi Air, TNI Hindari Upaya Represif untuk Bebaskan Philip

Kompas.com - 08/12/2023, 16:18 WIB
Dhias Suwandi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyampaikan, hingga saat ini aparat keamanan masih menghindari upaya represif untuk membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens.

Sang pilot sudah disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya selama 10 bulan.

Menurut dia, upaya bersenjata bukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga: 10 Bulan KKB Sandera Pilot Susi Air, Egianus Kendalikan Penyanderaan dari Jauh

"Terus kami melaksanakan diplomasi, kami hindari ada letusan senjata satu pun," ujarnya saat bersama Kapolri Jenderal Setyo Sigit Prabowo mendatangi lokasi bakti sosial TNI-Polri di Mako Lantamal Jayapura, Papua, Jumat (8/12/2023).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga, Papua Pegunungan, masih dianggap memiliki peran paling penting untuk membebaskan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut.

Agus menyampaikan bahwa pendekatan kekeluargaan merupakan langkah terbaik untuk bisa membujuk Egianus Kogoya melepaskan Philip.

"Ya tadi itu kami menggunakan soft approach kemudian penggunaan diplomasi lewat Forkopimpda yang ada di wilayah tersebut," kata dia.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri kembai menekankan bahwa belum ada batas waktu untuk upaya negosiasi sehingga semua pihak diminta terus bersabar.

Baca juga: 10 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Disebut Masih Hidup

"Kalau pilot yang disandera, Kepolisian memberikan keluasan bagi keluarga dan beberapa tokoh serta pemerintah untuk bisa melakukan negosiasi ke dalam," kata dia.

Menurutnya, para negosiator diberikan ruang dan waktu seluas-luasnya untuk membujuk Egianus Kogoya melepaskan Philip, walau penyanderaan sudah berlangsung 10 bulan.

Ia menjelaskan, untuk melakukan negosiasi, diperlukan kesabaran karena medan yang harus ditempuh cukup sulit dan tidak mudah untuk membuka ruang komunikasi dengan Egianus.

"Jadi pada prinsipnya kami menunggu hasil dan tidak perlu tergesa-gesa. Biarkan semua bekerja, tinggal tunggu waktunya saja,” kata Fakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com