“Masyarakat Sumbawa rata-rata suka minum jamu. Dari anak kecil, remaja hingga dewasa,” sebutnya.
Dari berjualan jamu, ia berhasil menyekolahkan 5 anaknya. Bahkan, dia mengaku ada anaknya yang menimba ilmu sampai jenjang S2. Ada pula anak yang menjadi pegawai negeri.
“Alhamdulillah anak-anak saya berhasil gapai cita-cita. Saya dan suami juga sudah naik haji dari hasil jualan jamu,” kisah Sadimun.
Baca juga: Cerita Pengusaha Jamu Tradisional Madura: Kondisinya Hidup Segan, Mati Tak Mau
Usaha jamu tradisional berjalan dengan baik, hingga dia melebarkan sayap ke usaha kuliner bakso dan dawet.
Sang suami berjualan bakso dan dawet di rumah mereka yang berada di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa.
“Kami dibantu oleh 32 karyawan untuk usaha bakso dan dawet,” katanya.
Baca juga: Tabung Gas di Warung Jamu di Puncak Meledak, Pengendara Terpental
Ia bangga mendengar kabar bahwa budaya jamu tradisional asal Indonesia terpilih sebagai warisan budaya takbenda dari UNESCO.
“Alhamdulillah, turut bangga dengar kabar itu. Jamu tradisional sumber inspirasi bagi saya,” demikian tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.