KOMPAS.com - Siska Alfina (22) menjadi salah satu dari 23 pendaki yang meninggal akibat erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12/2023).
Jenazah mahasiswi tersebut berhasil diidentifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (6/12/2023).
Dikutip dari Tribun Padang, ayah korban, Maswardi, mengatakan, anak bungsungnya itu merupakan sosok yang luar biasa.
Menurut Maswardi, Siska merupakan pencinta alam. Marapi bukanlah gunung pertama yang Siska daki. Sebelumnya, putrinya telah menapakkan kaki di Gunung Kerinci, Sumbar.
Baca juga: 75 Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan, 23 Meninggal, Pencarian Resmi Dihentikan
Namun, petualangan Siska mendaki terhenti di Gunung Marapi. Ia menjadi korban terakhir yang ditemukan petugas.
Jasadnya lantas dievakuasi ke Rumah Sakit Ahmad Mochtar, Kota Bukittinggi, Sumbar, Rabu (6/12/2023).
Maswardi turut hadir di rumah sakit sewaktu jenazah sang putri diidentifikasi. Matanya tampak berkaca-kaca menunggu identifikasi selesai.
Ketika keluar dari ruangan instalasi forensik dan medikolegal, raut wajah Maswardi sama seperti sebelumnya.
"Bersih, bersih," ujarnya tatkala menjawab pertanyaan-pertanyaan kerabatnya mengenai kondisi jenazah Siska.
Meski kesedihan terpancar dari dirinya, Maswardi bersyukur putrinya ditemukan.
"Alhamdulillah, meskipun yang terakhir ditemukan, tapi kondisinya mungkin yang paling baik," ucapnya.
Baca juga: Cerita Pendaki yang Berada di Puncak Gunung Marapi Beberapa Jam Sebelum Meletus
Dengan ditemukannya korban terakhir erupsi Gunung Marapi, proses pencarian resmi dihentikan pada Rabu pukul 20.00 WIB.
Hal tersebut disampaikan Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto selepas memimpin rapat koordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas, BPDB, relawan, masyarakat, dan seluruh elemen yang tergabung dalam proses pencarian para korban.
Baca juga: Momen Menegangkan Erupsi Gunung Marapi, Pendaki Terjebak di Tengah Hujan Batu dan Abu
Edi menuturkan, seluruh korban erupsi telah ditemukan, yakni sebanyak 75 orang, sesuai dengan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar
"Sebanyak 52 orang selamat dan 23 orang meninggal dunia," ungkapnya, Rabu.
Walau demikian, kata Edi, bila nantinya masih ada laporan soal pendaki yang hilang di Marapi, proses pencarian masih memungkinkan dilakukan kembali.
"Jika memang ada laporan lain terkait orang hilang, tentunya proses pencarian dan evakuasi kita buka kembali, dikarenakan pintu masuk Marapi ini yang cukup banyak," tuturnya.
Baca juga: Soroti Pencurian Komponen Alat Pemantau Gunung Marapi, Wapres Minta Pengamanan Diperketat
Sumber: Kompas.com (Penulis: Perdana Putra | Editor: David Oliver Purba), TribunPadang.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.